Kecemerlangan otaknya tidak menjadikan putri Rembulan tinggi hati. Dia selalu baik dengan kedua orang tuanya, saudaranya, temannya, juga kepada para penjaganya atau dayang- dayangnya. Dayang Larasati selalu mengingatkan agar putri rembulan tidak lupa untuk selalu memperhatikan kondisi diri, termasuk penampilan. Dayang Larasati memang terampil dalam perawatan diri. Dayang Larasati selalu membuatkan ramuan untuk perawatan diri putri Rembulan. Maka, jadilah putri Rembulan kian hari kian cantik.  Â
      Putri Cempaka tidak senang melihat perkembangan ini. Putri Cempaka merayu kedua orang tuanya agar dayang Larasati bisa dibawanya setelah menikah nanti. Bahkan putri Cempaka tidak menginginkan putri Rembulan hadir dalam sayembara nanti.
      Putri Rembulan pun diserahkan tugas untuk mengunjungi sanak saudara jauh dari kerajaan. Yang memerintahkan dalah ayahanda dan ibundanya. Maka, acara sayembara pun tidak bisa dihadiri oleh putri Rembulan. Sebulan sebelum putri Cempaka menyelenggarakan sayembara. Putri Rembulan berangkat meninggalkan kerajaan. Putri Rembulan pamitan dengan kedua orang tuanya, dan kakaknya putri Cempaka, dan abangnya pangeran Naga Gledek.
      "Permisi kakanda, adinda mohon pamit untuk berangkat ke rumah sanak saudara kita," kata putri Rembulan dengan tutur kata penuh hormat. "Baik adinda. Kakak memberi izin. Hati-hati di jalan. Sampaikan salam kakak kepada pati dan istrinya," tutur putri Cempaka dengan wajah senang, tetapi ada perasaan sedih yang muncul tiba-tiba. "Permisi ayahanda dan ibunda. Adinda akan segera berangkat ke luar kerajaan." "Silakan anakku. Hati-hati di sana. Jaga sikapmu di sana. Di sana juga ada banyak hal yang bisa dipelajarin."
      "Ayahanda dan ibunda benar. Doakan juga ananda sehat selalu. Ananda pun akan selalu mendoakan ayahanda dan ibunda, juga kakanda dan abangda ." "Sudah pasti putriku. Ayahanda harap juga kalian bertiga bisa menjaga adik kalian dengan baik. Pengalaman kalian juga akan bertambah." "Benar ayahanda bagi kami bertiga ini adalah pelajaran yang sangat berharga," kata pangeran pertama, Naga Buana, mewakili adiknya yang lain.
     Â
                             Â
BabIII
PANGERAN DAN Â PUTRI DALAM PERJALANAN
      Dalam perjalanan ada banyak sekali hal-hal baru yang disaksikan oleh putri Rembulan. Putri Rembulan sanang sekali melihat rakyat yang sedang berdagang. Lalu putri Rembulan turun dan mencoba menawar barang-barang yang dijajakan. Putri membeli kain, sepatu, dan alat untuk berdandan. Ketika menawar putri Rembulan terpana dengan ketampanan seorang penjual buah.
      "Berapa harga buahnya ?"