Setelah melahirkan para pangeran menyempatkan diri untuk mengurus pemulihan istri mereka. Sungguh luar biasa. Raja dan ratu pun harus mengunjungi para putri bergilir. Anak-anak pangeran dan putri dirawat dengan baik.
"Silakan masuk ibunda ratu", putri Cempaka mempersilakan dengan  hormat. "Bagaimana kabar kamu?" tanya Ratu dengan lemah lembut.
 "Sehat. Ini juga berkat ibunda yang memberi nasehat," jawab putri Cempaka. "Si kecil bagaimana?" Raja bertanya mengenai cucunya dengan
penasaran. "Sehat ayahanda," sang menantu menjawab santun.
      Raja dan ratu lantas mengendong cucunya dengan senang sekali. Cucunya pun tiba-tiba tersenyum. Padahal sedang tidur. "Anak yang baik. Kalau sudah besar tetap jadi anak yang baik juga ya." Lantas setelah bergantian dengan sang istri, setelah si kecil berada dalam gendongannya raja berdoa , "Semoga memiliki perilaku yang mulia." Kedua orang tua si kecil tersenyum dan berbahagia dengan kata-kata yang diucapkan raja Indraloka barusan. "Amin ya robbal 'alamin," sambung keempat orang lainnya di sana termasuk raja.
                                                                            """"
       "Sayang kamu jangan nakal ya, karena ayah dan bunda harus bekerja," pinta Melati Ayu kepada anaknya yang baru lahir.  "Besok Melati Sari akan datang dan ayahanda dan ibunda juga," Naga Gledek memberitahukan.  "Aku sudah tahu bahwa besok menteri pertahanan akan datang bersama  saudaraku tercinta."Â
"Mereka ingin melihat latihan para laskar wanita. Kau boleh membawa, putra kita pangeran Gledek Muda.
"Senang sekali setelah beberapa bulan bisa membawa anak kita ke lapangan." Â
      Keesokkan harinya, di lapangan Melati Ayu sudah menunggu. Dia senang sekali. Melati Ayu menyadari bahwa saudaranya sedang kesepian, karena belum dikaruniain seorang anak.  Â
                             Â