"Sudah jawab saja tidak usah basa basi." Â
      "Namanya putri Rembulan dan anakku permata. Aku sudah pernah memberitahukan nama istriku tercinta."
      "Kau yakin aku akan menemukan wanita yang tepat."
      " Tentu saja. Berdoalah. " Mereka pun mengerjakan sholat di kapal. Selesai sholat,  mereka makan. Selesai makan mereka berpikir ke depannya.  "Tidak sengaja, karena ingin memperpanjang hidup, kita sudah menciptakan lapangan pekerjaan baru ya."
    "Iya, sobatku," jawab nakhoda semangat sambil mengulum senyum.
     " Nakhoda meskipun kau sudah menikah, kau bisa menjadi raja di laut, seperti teman kita yang rumahnya ada di dekat laut. Dia dan keluarganya tinggal di laut. Di negeriku pun ada namanya, anak jermal.  Mereka nelayan. Mata pencahariannya mencari ikan di laut."
     "Lama-lama aku tertarik dengan agama yang mencintai perdamaian. Kau bilang nama agamamu  Islam dan berarti damai. Dii.."
     "Dinul Islam."
      "Tetapi kau jangan marah kawan, jika akan ada saja yang mungkin menganggu arti harafiah nama tersebut.
      "Aku mengerti, karena di dunia ini tidak semuanya baik dan mendukung kita."
     "Aku ingin memberitahukan bahwa penawarmu ada di sebuah botol kecil yang ada ukiran gambar ularnya. Botol tersebut ada di sebuah kotak kayu yang terkunci. Ini dia kuncinya. Namun, aku tidak akan memberitahukan dimana kotak kayu tersebut." Pendekar pun menerima kunci tersebut dan berdoa dalam hati agar segera terbebas dan ilmunya pulih kembali.