Mohon tunggu...
MIRANDA NASUTION
MIRANDA NASUTION Mohon Tunggu... Konsultan - Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Tamatan FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi tahun 2007, pengalaman sebagai adm di collection suatu bank, dan agen asuransi PT. Asuransi Cigna, Tbk di Medan. Finalis Bintang TV 2011 oleh Youngth's management. Pimpinan Redaksi Cilik tahun 2002-2003 (Tabloid Laskar Smunsa Medan).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Putri Rembulan (Novel Klasik Keluarga)

26 Agustus 2018   16:44 Diperbarui: 3 September 2019   17:01 1998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raja                             :"Kalau begitu maafkanlah kata-kata ayahanda sebelumnya. Ayahanda cuma bercanda. Ayahanda juga tidak mendukung dia terlalu sering berlayar."

Ratu                            :"Anakku lamban laun kebiasaanya akan berubah. Dia sangat mencintaimu. Ibu rasa ada sesuatu yang memaksa dia untuk melakukan itu. Mudah-mudahan dia tidak akan lama."

                                                                        """"

Ratu Indraloka            :"Menantu kita berlayar kembali. Kalau menunggu dia balik, baru mereka berkunjung kemari. Aku sudah sangat rindu dengan putri kita dan cucu kita. Bagaimana kalau kita kembali berkunjung ke sana.

Raja Indraloka            :"Kita akan segera berkunjung ke sana. Aku juga sudah memikirkan pemindahan kepemimpinanku kepada pangeran Naga Buana. Setelah perkara ini selesai kita akan lebih banyak waktu tentunya."

Ratu Indraloka            :"Jangan lupa kakanda, bahwa di awal-awal masa kepemimpinannya pangeran    harus tetap diawasi agar dia bisa melanjutkan kondisi rakyat yang baik ini.

Raja Indraloka            :"Benar sekali kata-katamu adinda, karena ada banyak hal yang harus tetap kuajarkan kepadanya. Hal ini lebih baik lagi diajarkan ketika dia sudah menduduki tempatku."

Ratu Indraloka            :"Rakyat akan senang sekali memiliki raja dan ratu yang baru. Aku merasa rakyat sudah menginginkan ini, setelah pangeran Naga Buana baru menikah dengan putri Delima. Aku merasa kita orang tua yang unik, karena bisa menikahkan anak-anaknya dalam satu waktu."

Raja Indraloka            :"Kala itu aku merasa, Naga Swara belum waktunya menikah. Dia masih terlalu muda. Dia masih berusia dua puluh lima tahun.

Ratu indraloka            :"Mengapa kau berpikir demikian, sementara ada pemuda kita yang sudah menikah sebelum usia itu. Ya, ya aku mengerti karena dia anak kita yang bungsu."

Raja Indraloka            :"Ya, kita harus mengunjungi rumah baru anak kita yang bungsu juga bersama istrinya, Puspamega. Ditambah lagi, puspamega suka sekali bertani. Pasti sawah-sawahnya sudah luas. Mereka merintis sawahnya dari nol."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun