""""
Prajurit Pangeran 1 Â Â Â :"Entah mengapa nakhoda pun tiba-tiba memutuskan untuk pergi ke darat sendirian. Dia tidak memberikan tugasnya kepada salah satu prajuritnya." Â
Prajurit Pangeran 2 Â Â Â :"Pangeran ini saatnya kita melarikan diri. Saya dengar Nakhoda terluka. Belakangan ini nakhoda sudah tidak karu-karuan. Entah apa penyebabnya."
Prajurit Nakhoda     :"Dia sedang mengejar-ngejar seorang wanita sepertinya."
Prajurit pangeran 2 Â Â Â :"Saya dengar sebelum meninggalkan kapal. Dia sering menangis."
Prajurit Nakhoda     :"Benar. Dia sudah menyesali perbuatannya. Dia menitipkan surat dan penawar." Seraya berharap akan memberikannya kepada pangeran. Pangeran memperhatikan bahwa yang dibawa prajurit adalah kotak kayu. Lantas pangeran membuka dengan kunci yang diberikan nakhoda. Kotak pun terbuka di dalamya, ada botol kecil. Di dalam kotak itu, ada kertas berisikan cara meminumnya.  Pangeran pun membacanya dan menyiapkan beberapa cangkir untuk tempat penawar tersebut. "Bismillahirrohmanirrohim," ucap mereka sebelum meminum penawar yang sudah dibagi-bagikan dalam masing-masing cangkir.
Â
Pangeran Maulana    :"Akhirnya aku bebas, ya Allah." Pangeran dan prajuritnya langsung sujud syukur di atas kapal. "Kalau boleh tahu siapa wanita yang dimaksud."
Prajurit nakhoda      :"Wanita itu cerdas sekali. Dia bisa tahu bahwa nakhoda telah memberi ramuan tertentu, sehingga membuat pendekar tidak bisa melarikan diri. Dia bilang nakhoda akan masuk api neraka."
Prajurit pangeran 3 Â Â Â :"Itu sebabnya nakhoda seperti orang linglung."
Prajurit nakhoda 2 Â Â Â :"Mungkin nakhoda ingin berjumpa calon mertuanya. Hahha. Aku senang dia menemukan orang yang tepat."