Nakhoda           :"Mohon maaf saat ini kami belum bisa memberitahukan. Namun, silakan  anda makan dahulu.
Pendekar Andi             :"Anda fasih berbahasa Melayu. Padahal anda orang ....."
Nakhoda           :"Negeri Anda terkenal tuan.  Kaya akan sumber daya alam. Saya sudah beberapa kali ke negeri Anda. Bagaimana makanannya enak?" Pasukan pendekar andi hanya mengangguk. Setelah selesai makan, pendekar balik berbicara.
Pendekar Andi       :"Apa Anda mau membantu saya dan teman teman saya kembali, Nakhoda."
Nakhoda           :"Ooh waktu masih berputar, saya butuh bantuan Anda. Mungkin selama beberapa waktu anda harus bersama kami."
Pendekar Andi       :" Baik baik sampai berapa lama?"
Nakhoda           :"Saya belum tahu pasti. Bisa sebentar, bisa juga lama."
Pendekar Andi       :"Tetapi saya memiliki istri dan anak yang masih kecil. Jika saya kembali, saya bisa memberi banyak hadiah."
Nakhoda           :"Bukan hadiah yang saya butuhkan. Tetapi pengorbaann dan rasa pertemanan. "
      Pendekar Andi berpikir mungkin sebentar lagi dia mempunyai waktu untuk merayu sang nakhoda. Pendekar Andi mulai bisa tersenyum di dalam hati, tetapi dia merasa sedih sekali tidak mendengar kata-kata istrinya tadi. Pendekar Andi dan pasukannya dipersilakan beristirahat kembali. Pendekar Andi langsung menuruti karena pendekar Andi ingin segera menyusun rencana. Pendekar Andi pun tertidur cukup nyenyak dan dia bermimpi sang istri berada jauh dan menangis. Anaknya tumbuh semakin besar. lantas pendekar Andi terbangun. Perasaan semakin tidak menentu.
Putrid Rembulan     :"Bagaimana sudah ada kabar?" putri Rembulan bertanya dan menangis di depan raja dan ratu beserta prajurit.