Mohon tunggu...
MIRANDA NASUTION
MIRANDA NASUTION Mohon Tunggu... Konsultan - Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Tamatan FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi tahun 2007, pengalaman sebagai adm di collection suatu bank, dan agen asuransi PT. Asuransi Cigna, Tbk di Medan. Finalis Bintang TV 2011 oleh Youngth's management. Pimpinan Redaksi Cilik tahun 2002-2003 (Tabloid Laskar Smunsa Medan).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Putri Rembulan (Novel Klasik Keluarga)

26 Agustus 2018   16:44 Diperbarui: 3 September 2019   17:01 1998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Aku yakin di negerimu tidak ada gurun. Kau tidak rugi kan ikut bersamaku?"Pangeran Maulana melihat dengan mata penuh yang keras terhadap temannya yang sedang berbicara ini.

"Maaf kawan. Ooh jadi, namanya Rembulan. Lebih baik jika ditambahi menjadi putri Rembulan. Sebutan itu lebih cocok untuk istri kawanku, yang sudah sangat baik ini."

           "Memang dia seorang putri. Tingkah laku dan perkataannya pantas sekali."

            "Mengapa kau tidak ceritakan mengenai asal usul cahaya yang indah tersebut. Setidaknya beri petunjuk. Cahaya itu benar benar berasal dari negerimu. Aku tidak salah lihat. Prajuritku pun berpikiran sama."

            "Cahaya tersebut di malam hari akan menyaingi cahaya rembulan," pangeran pun kembali menggembala. Pangeran cepat beradaptasi dengan pakaian yang menghangatkan tubuh itu. Penuh bulu.

                                                                        """"      

            Negara kedua yang disingahi adalah negara Rusia. Negara Rusia juga negara yang memiliki gurun.  Namun, mereka lebih tertarik dengan orang-orang yang di darat dan terbiasa dengan banyak aktivitas kehidupan. Negara ini sangat luas sekali. Gadis di sini berhidung mancung. Ada prajurit pangeran Maulana yang mendapat kenalan wanita di sana.  Prajuritnya itu memang belum memiliki istri. Anehnya, nakhoda yang sudah memakai pakaian masyarakat setempat tidak melarang.

Nakhoda                     :"Tidak masalah jika dia memang wanita baik-baik. Pasti dalam hal ini kau sependapat  denganku,  pangeran?"

Pangeran Maulana       :"Jangan menyebutku demikian."

Mereka menghadiri  pesta rakyat. Nakhoda benar-benar sudah tidak seperti seorang pelaut. Pangeran pun teringat dengan pesta rakyat yang  mempertemukan pangeran Naga Swarna dan seorang penyanyi. Kisah cinta yang indah. Pangeran juga ingat dengan iparnya, Naga Swara yang ikut mengisi pesta rakyat. Pangeran dan Rembulan memang tidak mengikuti acara, hanya mendapat cerita. Pangeran benar-benar rindu dengan istrinya.  Pangeran meneteskan air mata. Untuk menghilangkan kerinduannya, pangeran membayangkan sedang di negerinya.

                                                            """"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun