Penelitian pada sistem limbik, terutama amigdala dan hipotalamus, berkontribusi pada teori emosi berbasis fisiologis.
2. Pendekatan Filosofis dan Konseptual:
Filosofi kuno seperti Stoikisme dan Aristotelianisme yang membahas hubungan antara pikiran dan perasaan menjadi dasar awal teori emosional.
Konsep tentang dualisme pikiran dan tubuh oleh Descartes mempengaruhi pemikiran awal tentang emosi sebagai fenomena mental yang terpisah dari tubuh.
3. Pengaruh Sosial dan Budaya:
Variasi budaya dalam mengekspresikan dan memahami emosi mendorong pengembangan teori yang lebih kontekstual dan lintas budaya.
Teori seperti konstruktivisme sosial menyatakan bahwa emosi dipengaruhi oleh norma dan nilai budaya tertentu.
4. Pendekatan Evolusi dan Biologis:
Teori Darwin tentang emosi dalam bukunya The Expression of the Emotions in Man and Animals menekankan bahwa emosi memiliki dasar evolusi dan adaptif.
Pendekatan ini berkontribusi pada teori emosional seperti teori James-Lange yang menghubungkan respon fisiologis dengan pengalaman emosi.
5. Eksperimen dan Penelitian Empiris: