"Apakah kau mau bergabung?" tanyaku basa basi.
"Aku sendiri tidak yakin... karena saat ini aku tengah belajar di AMS, dan hanya tinggal satu tahun setengah lagi baru akan lulus," ujarnya dengan kecewa.Â
"Tapi apa kau tertarik dengan militer?" tanyaku lagi.
"Hehe jika soal itu.. mungkin saja," balasnya cengengesan.Â
"Ngomong-ngomong orang tuamu bekerja dimana?" tanyaku.Â
"Oh Ayahku bekerja di pabrik gula milik Belanda, memangnya kenapa?" tanyanya balik.Â
"Eh tidak bukan apa-apa, aku hanya sedang mencari pekerjaan sekarang ini, dan oleh.. karenanya aku tersesat," jawabku membual.Â
"Oh begitu ya," balasnya mengangguk angguk.
Setelah berjalan beberapa menit kami akhirnya sampai di sebuah rumah kecil. Yani membuka pintu rumah itu dengan kuncinya.Â
"Ayo masuk!" ujarnya padaku.Â
Aku segera mengikutinya masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahunan yang tengah menyisiri rambut anak perempuannya yang panjang.