Aku tertegun, 'apa artinya semua itu bukanlah mimpi dan dengan ini aku telah mengubah lini waktu.'
'Oh iya di manakah petugas museum itu?' aku bertanya-tanya.
Aku kebingungan dan tiba-tiba saja aku tak sengaja menginjak sebuah keris merah yang telah kugunakan dalam mimpiku sebelumnya. Aku segera mengambilnya dan pada bagian bawah keris terdapat sebuah kertas yang sudah terlipat lipat. Lantas aku segera membuka lipatan kertas itu dan mulai membaca isinya.
'Terima Kasih, Kau telah Berhasil,' itulah isi dari kertas itu.Â
Aku tertegun sekaligus kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini. Namun, yang pasti semua hal yang telah kulalui itu bukanlah mimpi. Itu artinya dengan keris merah ini aku mampu pergi ke waktu-waktu tertentu dengan mudahnya.
"Andra! Apa yang kau lakukan di sini?" tiba-tiba saja salah seorang temanku memanggilku.Â
Iya siapa lagi jika bukan Kemal bersama dengan gerombolan teman-teman lainnya. Aku segera memasukkan keris itu ke dalam tasku, dan menghampiri mereka.
"Ya ampun, ibu guru sudah mencari-carimu, loh!" katanya.
"Iya mau bagaimana lagi aku tersesat," balasku.
Mereka malah tertawa terbahak-bahak.
"Makanya kalau jalan itu bareng-bareng, jadi enggak kesasar, ha ha ha. Kesasar kok di museum," tambahnya sambil tertawa.