Saat itu aku membentuk pasukan Banteng Raiders yang diberi latihan khusus, hingga akhirnya pasukan DI/TII pun berhasil dikalahkan. Seusai penumpasan DI/TII tersebut, aku kembali ke Staf Angkatan Darat.
"Pak Yani, saya rasa Soeharto telah melakukan bisnis penyelundupan kepada orang Tionghoa," jelas Soebandrio.Â
"Ha, Penyelundupan? Yang benar kamu!" Tegasku lagi.Â
"Iya Pak, saya tidak bohong," ucapnya lagi.Â
Saat itulah amarahku berhasil terpancing.Â
"Antarkan saya pada Soeharto, sekarang!" Kataku padanya.Â
Kami pun segera pergi menemui Soeharto. Sesampainya di sana kutampar Soeharto begitu saja 'Plak'.Â
"Kamu ini telah mempermalukan korps Angkatan Darat. Bedebah sekali kamu!" Bentakku padanya.
Namun akhirnya aku malah dilerai oleh salah seorang perwira yang ada di sana. Nasution bahkan sampai memecat Soeharto karena kebebalannya itu. Sejak saat itu aku tak mau lagi melihat batang hidungnya atau bagaimana keadaannya saat ini.Â
(1955)
Pada tahun 1955 aku disekolahkan ke Amerika di Command and General Staff College di Kansas, Amerika Serikat, selama sembilan bulan. Namun saat berpulang kembali ke Indonesia terjadi pemberontakan PRRI di Sumatera Barat, aku yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus.Â