"Tapi bagaimana dengan anjingku?" tanyanya lagi.
"Anjing memiliki insting yang mampu membuatnya kembali kepada pemiliknya, jadi kau tidak perlu khawatir. Sekarang apa kau mampu berjalan?" tanyaku.Â
Ia pun mencoba untuk berdiri namun kelihatannya ia agak kesakitan. Akhirnya dengan terpaksa ku gendong bocah itu di punggungku.Â
"Tunjukan jalan menuju desamu!" seruku padanya. Ia mengangguk dan mengantarku ke desanya.
Akhirnya setelah berjalan beberapa menit kami sampai di sebuah desa permai yang terlihat indah nan hijau. Ada beberapa warga yang berlalu lalang sembari membawa keranjang di atas kepala mereka. Ada juga yang tengah asik berkebun dan berternak kerbau. Suasana yang elok dan langka ini benar- benar membuatku ranah.Â
"Kak, sebenarnya aku masih memerlukan bantuan kakak," kata si bocah itu ditengah kesejukan ini.Â
"Apa maksudmu?" tanyaku.Â
"Sebenarnya alasanku mencari anjing peliharaanku itu karena kakekku," jelasnya.Â
"Memangnya ada apa dengan kakekmu?" tanyaku lagi.Â
"Aku merasa kasihan padanya karena ia selalu saja kesulitan mencari uang oleh karena itu aku selalu membantunya dengan menggembala kambing kepada seorang tuan dengan anjingku itu," jelasnya.
Aku merasa prihatin padanya.Â