Mohon tunggu...
Anggita Zahra_XMIPA5
Anggita Zahra_XMIPA5 Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Pelajar SMA jones yang mencari kebahagiaan lewat ruang imaginasi. Hidup tanpa halusinasi bagai malam tanpa bintang, dapat dijalani namun samasekali tidak berkesan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

G30SPKI dalam Satu Cerpen

7 Januari 2024   16:03 Diperbarui: 7 Januari 2024   16:06 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hei anak muda, apa yang kau lakukan disini?" tanya salah seorang dari mereka. 

Rupanya mereka dapat berbicara dengan bahasa Indonesia. 

"Sebenarnya aku ingin bergabung dengan pasukan militer," jawabku seadanya seraya menunjukkan surat edaran yang kupegang pada mereka.

Mereka pun melihat selebaran kertas itu dan mulai memeriksaku.

"Masuklah!" perintah mereka. 

Aku hanya bisa mengangguk dan memasuki lapangan luas itu. Di sana sudah ada beberapa orang pribumi yang dilatih oleh para prajurit militer Belanda. Aku segera mendekat dan ikut baris berbaris. Kami dilontarkan berbagai pertanyaan seperti 'Apa kalian sudah yakin untuk mengkhianati pribumi lain?' dan 'Selama kalian ada disini ikutilah perintah atasan tanpa pandang bulu!' 

Kami bahkan di pukuli bila jawaban yang diucapkan salah atau ragu-ragu. Akibatnya wajahku jadi penuh dengan luka lebam. Setelah beberapa pertanyaan itu dilontarkan, dimulailah latihan fisik yang cukup menguras tenaga hingga sore hari.

Tak lupa aku pun menjalani pendidikan wajib militer hingga berhari hari bahkan sampai berbulan-bulan lamanya. Setelah bulan-bulan yang melelahkan itu akhirnya aku ditempatkan sebagai pasukan batalion X. Menurut mereka kemampuanku sudah sangat baik, hingga aku lebih cepat diresmikan sebagai tentara ketimbang pribumi-pribumi lain. 

Dan di sanalah aku mengenal seorang tentara lain bernama Abdul Haris juga temannya yang bernama Kartakusuma, kami dapat dengan mudahnya akrab satu sama lain.

"Jika dilihat-lihat enak sekali ya orang-orang Manado itu, mereka dapat gaji tiga kali lipat juga makanan yang kelihatan jauh lebih lezat," ujar Kusuma saat kami mengobrol.

"Ya mau bagaimana lagi kita kan hanya orang Jawa biasa" balas Haris. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun