Aku pun kembali ke tanggal 30 September pada pukul 03.00 pagi dan berhasil mengajak Yani untuk pergi keluar dari rumahnya.Â
"Untunglah kamu mau ikut," ucapku.Â
"Hoam, aku ingin tahu kamu hendak pergi ke mana," balasnya sembari menguap.Â
Namun beberapa menit setelahnya tepat pukul 03.07 pagi, tiba-tiba saja ada sebuah truk yang melaju dengan sangat cepat dari arah depanku.
Yani segera mendorongku alhasil ialah yang menjadi korban tabrak truk itu. Ia meninggal di tempat dengan kondisi yang jauh lebih buruk dari sebelumnya. Aku menggigit jariku karena saking ngerinya. Astaga...
Ku segera memulai ritual dan mencoba menyelamatkan Yani untuk yang ketiga kalinya. Berkali-kali, terus-menerus hingga aku sendiri lupa dan tak tahu sudah berapa kali aku melakukan ritual itu. Hingga rasanya aku sudah kehabisan darah karena terus menerus menggunakan ritual bodoh ini. Mataku akhirnya berkunang-kunang dan aku terjatuh begitu saja.
(. . .)
"Coba kau sebutkan siapa saja korban dari G30SPKI!" seru diriku yang sudah ada di hadapanku begitu saja.
Mendadak saja aku sudah berada di tempat gelap nan sunyi yang pernah ku kunjungi sebelumnya.Â
Aku segera menjawab pertanyaannya itu, "Ahmad Yani, Suprapto, S.Parman, Haryono, Panjaitan, Sutoyo Siswomiharjo."Â
Ucapku dengan suara bergetar karena masih merasa tegang dengan apa yang baru saja terjadi.Â