"Hmm. Apa masih sempat kalau kita kembali ke rumah setelah tuan Luigi datang?"
"Bagaimana ya? Hmm.. Aku belum memeriksa bunga-bunga itu. Aku takut waktunya tidak cukup, Daniel. Apa kau meminta tuan Luigi membeli roti lebih banyak?"
"Tentu! Aku juga memintanya membeli kue bolu."
"Ah, kalau begitu.. kita tidak usah kembali ke rumah. Kita makan roti saja, Daniel!"
"Ya! Setelah makan roti, kita bisa lanjutkan merangkai bunganya. Tenang saja, aku selalu siap membantumu!"
"Terima kasih, Daniel! Aku sangat beruntung memilikimu." jawabnya diikuti senyuman yang mengembang.
***
Sebuah kereta kuda tengah melintas diantara jajaran bangunan yang tidak terlalu tinggi. Suasana sepanjang jalan begitu tenang, hanya sedikit orang yang tampak berjalan kaki. Dan sesekali kereta kuda yang berpapasan, harus menepi salah satunya memberi jalan untuk kereta lain dapat melintas lebih dulu.
Kereta kuda itu tengah membawa Nivea dan pelayan pribadinya, siapa lagi kalau bukan Seri. Saat ini, mereka sedang menuju ke toko rotinya.
Dan beberapa jam kemudian.
"Seri, sudah bertahun-tahun kau melihatku membuat adonan roti. Apa... kau tidak berminat untuk dapat membuat roti?" tanyanya sambil berkacak pinggang.