Martha tidak akan tenang, sebelum dirinya dapat melihat Daniel seutuhnya. Sedangkan Matias, bisa ditemuinya di rumah kapan saja. Maka itulah gadis itu memutuskan untuk mendahulukan Daniel dibanding Matias.
Mereka telah tiba di halaman rumah keluarga itu. Dengan degup di dadanya yang terasa tidak karuan, Martha mulai menapakkan kakinya di rerumputan. Dia pun menyampaikan maksud kedatangannya pada seorang lelaki penjaga pintu.
Belum sempat lelaki itu masuk memberitahu tuannya, Daniel tampak berjalan dari arah belakang dan itu membuat Martha terkejut.
"Daniel!!!" gadis itu berlari masuk menghampiri Daniel yang sudah membuka kedua tangannya. Bersiap menyambut tubuh Martha. Martha tenggelam dalam pelukan itu.
"Aku sangat rindu padamu, Martha!"
"Hmm! Aku juga, Daniel" ucapnya parau dengan air mata bahagianya.
"Sstt.. Jangan menangis, Martha!" seraya memundurkan kepalanya dan mengusap air mata gadisnya.
"Aku sangat senang, Daniel. Tolong jangan pergi lagi."
Daniel mengangguk pasti, "Tentu Martha!"
Martha memundurkan tubuhnya, kedua tangannya menyentuh lengan Daniel, "Kau terluka Daniel?"
Daniel mengangguk.