"Lalu?"
"Ibuku dulu adalah seorang wanita tua renta yang bermulut tajam. Hatinya hancur saat aku mati, dan beliau mengutuk lelaki yang ku cintai."
Matias mengernyitkan dahi, "Mengutuk? Kutukan seperti apa?"
"Beliau mengatakan... suatu hari nanti di kehidupan mendatang, lelaki itulah yang akan tergila-gila mencintai putrinya."
"Jadi maksudmu, lelaki itu akan mati bunuh diri jika... gadis itu tidak membalas cintanya?"
"Tepat! Kakek menunjukkan sebuah lukisan padaku. Disana, aku bisa melihat wajahmu dengan jelas."
"Wajah...? Wajah siapa katamu?"
"Wajahmu! Kau... adalah reinkarnasi dari lelaki itu."
"Apa? Itu cukup sulit dipercaya, Nivea. Tapi, apa kau melamarku setelah mengalami semua mimpi itu? Apa kau... melamarku karena semata-mata tidak ingin menjadi penyebab dari kematianku?"
"Kau benar! Aku... memang takut kau mati. Tapi, alasan yang sesungguhnya adalah... Apa kau ingin tahu?"
"Hmm! Katakan padaku, kenapa kau takut jika aku mati?"