"Ah, tentu Martha! Apa... aku perlu membantumu merangkai bunga yang lain?"
"Hmm.. Nanti saja, Daniel! Setelah ini, aku akan memeriksa bunga-bunga yang baru datang tadi."
Martha masih terus melanjutkan kegiatannya, wanita itu masih sangat teliti dalam melakukan pekerjaannya. Dia selalu ingin para pelanggannya merasa puas, terhadap hasil rangkaian bunganya.
Setelah beberapa menit yang cukup lama, akhirnya sebuah rangkaian bunga yang indah telah tampak disana. Martha masih harus merangkai beberapa buah lagi untuk model dan warna yang serupa, karena rangkaian bunga yang ini akan dijadikan hiasan di setiap sudut istana.
Martha menghela nafas, dia memandang pada jam kayu yang berdiri kokoh di sudut ruang kiosnya. Dia lantas bangkit saat menyadari, diluar sana matahari telah sangat tinggi.
"Daniel, kau dimana?"
"Aku di depan, Martha!" teriaknya.
Martha melangkah sangat hati-hati agar tak menginjak kelompok bunga-bunga yang belum sempat diperiksanya. Dia pun menghampiri Daniel, yang sedang duduk di kursi teras kiosnya.
"Mana tuan Luigi?"
"Aku memintanya untuk membeli roti manis."
"Ah, begitu ya. Padahal aku kesini untuk mengajakmu makan siang di rumah."