"Apa kau tidak merindukan adikku?"
"Hah? Apa katamu? Sepertinya aku tak perlu menjawab pertanyaan bodoh itu!"
***
Martha baru saja tiba di rumahnya, petang hari ini. Seorang pelayan laki-laki menghampiri dirinya yang sedang melangkah menuju ke kamarnya.
"Nona Martha! Tunggu nona."
Martha menoleh dan menghentikan langkah. "Ada surat untuk Anda." seraya menyodorkan sebuah amplop putih persegi panjang ke tangan Martha.
Martha menerimanya dengan senyum tipis dan membaca sekilas nama pengirimnya. "Terima kasih Rob."
Sang pelayan membungkuk hormat, kemudian beranjak pergi.
Dengan menenteng sepucuk surat itu, Martha melanjutkan langkahnya menuju ke kamar. Dia lantas duduk di kursi meja riasnya dan membuka kepala amplop itu dengan hati-hati, menggunakan sebuah pisau tipis.
"Halo Martha! Terima kasih atas balasan suratmu tempo hari. Aku cukup terkejut ketika tahu bahwa kau yang membalas suratku. Maafkan diriku yang baru bisa membalas suratmu saat ini. Bahkan mungkin surat ini baru sampai di tanganmu satu bulan setelah aku menulis balasan ini. Aku sungguh menyayangkan betapa lambatnya sistem pengiriman surat antar negara saat ini.
Terima kasih atas ucapan selamat darimu, Martha! Aku juga tidak menduga sebelumnya bahwa lukisanku patut memenangkan sebuah penghargaan.