***
Akhirnya kebahagiaan meliputi hati semua orang.
Hari ini sudah satu bulan, sejak pernikahan megah keluarga kerajaan itu digelar. Pangeran Edmund telah kembali ke istana dengan dirinya yang jauh lebih baik. Dia telah berhasil mengembalikan kepercayaan baginda raja dan permaisuri padanya. Membuat baginda raja menarik kata-katanya untuk menyerahkan tahta kepada adiknya.
Sore ini Nivea dengan perut buncitnya, sedang duduk pada salah satu kursi di taman Edelweis. Menanti Matias kembali membawakan botol minumnya yang tertinggal di dalam keretanya. Awan sore yang memayunginya tampak begitu teduh, keindahannya sungguh menenangkan jiwa.
Burung-burung beterbangan dengan riuh kicauannya dan kupu-kupu yang beragam warna, menari leluasa menghampiri bunga-bunga. Serta tangkai pepohonan di sekeliling mereka, tengah mengayun lembut mengikuti arah angin.
Nivea menoleh ke arah datangnya Matias, lelaki itu tersenyum. Di tangannya terdapat sebuah botol minum kaca.
"Ini, minumlah!"
"Hmm! Terima kasih Matias!" Nivea menerima botol kacanya. Sementara Matias telah duduk di sampingnya.
"Kau ingat tidak? Malam itu." lanjutnya setelah menenggak isi dalam botol minumnya.
"Hmm! Kau menungguku disini. Ah, dimana waktu itu kau duduk?" matanya menjelajahi seisi taman. "Itu dia! Disana! Di kursi yang diduduki anak itu."
"Benar. Aku... tak hanya menunggumu."