"Entahlah! Bukankah kau merasa senang bisa berkunjung kemari?"
"Tentu Nicole! Bukankah kau juga senang bisa bertemu dengan ku?!"
Di sela perbincangan baginda raja dengan kedua orang tua pangeran George, pangeran George meminta sesuatu. Dirinya sudah tidak sabar untuk berbincang berdua saja dengan putri Nicole.
"Yang mulia baginda raja, jika diberi izin... Saya ingin berbincang berdua saja dengan... tuan putri."
"Ah, tentu! Tentu aku mengizinkanmu berbincang dengannya, pangeran."
"Terima kasih yang mulia. Jadi, bolehkah jika sekarang juga Saya dan tuan putri berbincang di halaman belakang istana?"
Putri Nicole membelalak mendengar kalimat tanya itu, dirinya tak menduga pangeran George segila itu.
"Apa? Sekarang? Ah, baiklah! Silahkan saja, pangeran."
"Ayo Nicole, pergilah bersama pangeran George!" ucap permaisuri.
"Ah, baiklah Ibu!" gadis bergaun putih itu lantas bangkit dari kursinya. Bersamaan dengan pangeran George. Keduanya kompak sedikit membungkuk sopan untuk pamit.
Kini mereka telah melangkah bersisian menuju sebuah pintu besar disana. Saat harus turun melewati tangga, tangan pangeran George menadah untuk menerima tangan putri Nicole. Lelaki itu hendak membimbing gadis cantik itu menuruni anak tangga.