"Hmm! Baiklah! Temui mereka!"
Dengan gaun pengantin putihnya yang menawan, putri Nicole begitu mempesona. Gerakan tubuhnya tampak anggun, menghampiri satu persatu tamu di tengah sana untuk disapanya. Begitupun pangeran George, yang terlihat sibuk menyapa tamu-tamunya yang lain.
Putri Nicole menghentikan langkahnya di hadapan kedua sahabatnya semasa di sekolah. Kedua gadis itupun bergiliran memeluknya, sebagai ungkapan kebahagiaan yang ikut mereka rasakan. Mereka juga sedikit berbincang disana.
Dan perbincangan itu terhenti, ketika seseorang menepuk lembut pundak kiri putri Nicole dari belakang. Dia pun lantas menoleh dan betapa terkejutnya putri Nicole, mengetahui siapa yang telah menepuk pundaknya. Tanpa banyak berpikir, putri Nicole langsung memeluk lelaki tampan itu.
"Kau datang, Kak? Benarkah... kau benar-benar sudah pulang?"
"Hmm! Selamat, adikku! Aku ikut bahagia dengan pernikahanmu."
Keduanya menyudahi pelukan itu, melanjutkan perbincangan mereka.
"Kau tidak akan kembali ke pengasingan kan?"
"Tidak Nicole! Bahkan ayah yang menjemputku kesana. Beliau mengatakan bahwa kau akan menikah."
"Benarkah? Jadi kapan kau tiba di kota ini?"
"Dua hari yang lalu. Ayah memintaku bermalam di penginapan."