Bahasa tubuh Kak Carissa seperti mencegahku untuk menolaknya. Aku hanya bisa menghela napas.
Gapapa Maya, siapa tahu ini akan menjadi solusi, sehingga tidak perlu merepotkan orang lain lagi nantinya.
*
"Yuk, Mba Maya duduk dengan tenang, ambil posisi senyaman mungkin", Kak Puspa memberikan instruksi di ruang kantor Kak Carissa.Â
Di ruangan itu Kak Puspa menyetelkan lagu untuk meditasi, sangat menenangkan, judulnya "Deep Theta Healing".Â
Kak Puspa, wanita yang sangat menyenangkan dan berwawasan.Â
Sepanjang perjalanan, ia terus bercerita, entah mengapa perasaanku menjadi lebih ringan mendengar seluruh pembicaraannya dengan Kak Carissa, aku hanya sekali-sekali nimbrung, dan sepertinya ia tidak masalah kalau aku tidak terlalu banyak menyahut.
Saat di ruang kantor, barulah Kak Puspa duduk dan mulai bertanya permasalahanku.Â
Terbawa dengan sikapnya yang welcome dan menenangkan, aku pun membuka diri dengan menceritakan seluruh kisah rumah tanggaku.
"Tarik napas pelan-pelan, buang napas dari mulut. Lagi....", dan itu dilakukan berulang-ulang hingga aku merasa agak melayang.
"Hadirkan Abbas...", suara Kak Puspa menembus ranah theta-ku, Apa yang muncul, Maya?",