Ya, Tuhan, semoga Abbas segera sadar, lindungi, Mba Nem, Tuhan.
Anak-anakku menangis begitu kencang.Â
Aku menggendong kedua anakku dan berlari sekencang mungkin yang kubisa, sebelum Abbas bisa mengejarku dan anak-anakku.
Pikiranku hanya tertuju untuk segera ke rumah Pak RT, yang berada diujung gang.Â
Aku tidak mau ada korban nyawa, keberingasan Abbas kali ini benar-benar sudah seperti bukan manusia.Â
Bersyukur Pak RT dan Bu RT sedang berada di teras rumah. Bersyukur juga lingkungan rumahku berbentuk cluster, sehingga mudah diakses.
"Pak, Bu, tolong..! Tolong suami saya seperti kerasukan! Tolong, takutnya Mba Nem ada apa-apa! Tolong, Pak, Bu!"
Bapak dan Bu RT segera berdiri.
"Pa, sekalian panggil security saja", teriak Bu RT, saat suaminya segera keluar rumah tanpa banyak tanya, "Mbanya, mari masuk..".Â
Bu RT segera membawaku masuk ke rumah, dan memintaku untuk duduk di ruang tamu.
Anak-anak masih kudekap.Â