Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Berselimut Guna-Guna

10 September 2024   04:18 Diperbarui: 10 September 2024   07:19 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nah, biasanya diawali dari toxic parents. Ketika kita lari dari keluarga kita, dan tidak bisa menyelesaikannya, biasanya secara tidak langsung kita menarik pasangan yang persis seperti ayah atau ibu kita. Kenapa begitu? Karena PR hidup kita belum selesai...."

Penjelasan Puspa Widyawanti, yang menjadi pembicara dalam sesi Spiritual Awakening, mengingatkanku pada kedua orang tuaku

Ya, aku sudah lama meninggalkan kedua orang tua kandungku, terutama ibuku. Ia sepertinya perlu menyelesaikan dirinya sendiri tanpa anak-anak.

Kehadiran aku dan kedua adikku sepertinya didapat dari kedua orangtuaku tidak sadarkan diri.

Ayahku seorang penjudi dan pemabuk, sudah menjadi makanan kami sehari-hari dipukul olehnya. Apalagi kalau ibuku tidak memberikan uang padanya, wahh, jangan diharap kami bisa hidup dengan tentram.

Pastinya aku sangat durhaka, ketika aku SMP, begitu senang mengetahui ayahku meninggal, karena terpeleset di kamar mandi saat mabuk.

Kukira hidup kami sekeluarga akan lebih damai. Apalagi tiga tahun setelahnya, ibuku menikahi seorang pria yang sangat baik, dan menganggap aku dan kedua adikku seperti anak sendiri.

***

"Gapapa, tenang aja, om lagi nunjukkin rasa sayang ke kamu".

"Jangan Om! Kak, tolongg!"

Aku yang sedang tidur langsung terbangun, terbelalak melihat pemandangan yang mengerikan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun