Â
Gambar: 9 Gong
Gong ini juga digunakan sebagai alat gamelan pada suku Jawa, pada suku Tolaki alat ini dipakai dengan cara dipukul untuk mengiringi tarian Lulo
Gambar.8 Tarian Lulo Konawe
Sumber foto: Dokumentasi lulo/Koran.sultra.com
Tarian Malulo atau populer dengan kata Lulo di Konawe dan wilayah kabupaten lain di Sulawesi Tenggara memiliki alat khusus untuk mengiringi tari lingkar ini yang dinamakan alat yang dipukul yaitu bernama Gong, adapun jumlah Gong yang digunakan jumlahnya yakni 2 buah yang dipasang menggunakan 2 tiang kemudian 2 buah Gong tersebut dipukul oleh orang tertentu yang memahami alur bunyi alat ini.
Alat ini sejak dahulu telah digunakan yaitu sekitar tahun 1800 masehi, dahulu Lulo (tarian lingkar) dimainkan pada acara-acara tertentu misalnya setelah panen padi tiba, acara perkawinan, acara pelamaran atau meminang seorang gadis, momen-momen ini tarian lingkar Lulo sangat populer dan digemari oleh semua kalangan warga masyarakat, sebab telah menjadi ajang hiburan umum di dalam kampung suku Tolaki.
Lulo pada hakikatnya memberi nilai-nilai kebersamaan dan persahabatan intern suku dan antar suku yang mendiami daerah Konawe dan sekitarnya, adapun durasi Lulo tidak mengikat artinya dari segi waktu tidak terbatas yakni 1-2 jam atau lebih dapat di tampilkan tergantung kepada situasi kemampuan warga masyarakat untuk menari.
Bagi kalangan suku bugis dan suku Jawa dan suku lain yang mendiami daerah Konawe dan sekitarnya dengan sebab terjadinya perkawinan antar etnis maka tarian Lulo ini dapat dengan mudah untuk dipelajari, sehingga suku lain dapat mengikuti dan gemar dengan Lulo sebagai bentuk hiburan umum bernuansa religius dan persahabatan semua kalangan masyarakat.
b. Tari Mondotambe (Arti kata: Menerima Tamu atau penghormatan) tampak pada gambar dibawah ini: