Mohon tunggu...
Kristoforus Abun
Kristoforus Abun Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi membaca, kontemplatif, olah rga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi Dengan Model TTW

20 Februari 2024   07:12 Diperbarui: 20 Februari 2024   07:35 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

 

Menulis merupakan suatu kemampuan menuangkan pikiran, gagasan, atau bahasa lisan menjadi bahasa tertulis untuk mengungkapkan suatu pesan. Dalam kegiatan ini terjadi proses menggambarkan suatu bahasa agar dipahami oleh pembaca. Selain itu, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang (Tarigan, 1982:27). Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan segala media yang ada. Penulis dapat menyampaikan segala hal dan informasi yang dimiliki. Penulis dapat mengarahkan seorang pembaca ke tujuan penulis.

Keterampilan menulis sebagai salah satu media dalam berkomunikasi sangat penting dipelajari. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Artinya, keempat keterampilan berbahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dan proporsional.

Menulis memerlukan potensi pendukung, untuk mencapainya diperlukan kesungguhan, kemauan yang keras, belajar, dan berlatih dengan terus menerus dalam waktu yang lama. Menciptakan iklim budaya menulis dapat menjadikan seseorang menjadi lebih kreatif, aktif, dan cerdas. Hal ini terjadi karena untuk mempersiapkan sebuah tulisan, sejumlah komponen harus dikuasai(Wiyanto,2004:7). Mulai dari hal-hal yang sederhana seperti kata, merakit kalimat, sampai ke hal-hal yang rumit yaitu merakit paragraf.

Identifikasi Masalah

 

Rendahnya nilai siswa kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA., khususnya pada kompetensi menulis paragraf argumentasi dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu dari siswa, guru, dan kurikulum.

Faktor dari siswa, permasalahan yang terjadi berpusat pada anggapan bahwa materi menulis paragraf argumentasi dirasa sulit oleh siswa. Akibatnya, para siswa kurang berminat dalam mengikuti pengajaran menulis. Kesulitan lainnya, yaitu kesulitan dalam menggunakan ejaan, singkatan, maupun tanda baca.

Dengan demikian, perlu adanya inovasi sebuah media atau perangkat pengajaran menulis paragraf argumentasi yang terwujud dalam silabus, RPP, dan sistem evaluasi, serta bahan ajar. Selain itu, juga dikembangkan sebuah metode baru yang inovatif dalam pengajaran menulis paragraf argumentasi. Salah satunya, yaitu melalui media foto berbasis lingkungan sekolah. Melalui media ini, para siswa diharapkan akan lebih mudah memahami hakikat paragraf argumentasi dan mampu mempelajari dan menerapkannya dalam pengajaran menulis.

Pembatasan Masalah

 

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, muncul beberapa permasalahan yang sangat kompleks. Untuk itu, karena keterbatasan waktu, tenaga, dan fokus penelitian, peneliti hanya membatasi permasalahan pada media pembelajaran yang dipakai dalam pengajaran keterampilan menulis untuk kompetensi menulis paragraf argumentasi di kelas. Adapun media pengajaran yang akan dipakai, yaitu melalui media foto berbasis lingkungan sekolah. Pembatasan masalah pada media dan teknik pengajaran dikarenakan kurikulum yang berlaku saat ini adalah K13 belum memaparkan secara jelas konsep maupun contoh media dan teknik yang dipakai dalam pengajaran menulis yang sangat dibutuhkan oleh guru dalam menentukan pola, arah, tujuan, dan fokus pengajaran.

Rumusan Masalah

 

Agar permasalahan dalam penelitian menjadi terarah dan tidak terlalu luas, maka dirumuskan permasalahan:

  • Bagaimana proses pembelajaran menulis Paragraf Argumentasi dengan teknik Think-Talk-Write melalui Media foto berbasis lingkungan sekolah?
  • Bagaimana peningkatan keterampilan menulis Paragraf Argumentasi pada siswa kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. setelah diberi pembelajaran menulis Paragraf Argumentasi dengan teknikThink -- Talk - Write melaluiMedia foto berbasis lingkungan sekolah?
  • Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. setelah diberi pembelajaran menulis Paragraf Argumentasi melaluiMedia foto berbasis lingkungan sekolah?

Tujuan Penelitian

 

Sesuai dengan permasalahan diatas tujuan penelitian ini adalah:

  • Mendeskripsi proses pembelajaran menulis Paragraf Argumentasi dengan teknik Think-Talk-Write melalui Media foto berbasis lingkungan sekolah.
  • Mendeskripsi peningkatan kemampuan menulis Paragraf Argumentasi pada siswa kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. setelah diberi pembelajaran menulis Paragraf Argumentasi melaluiMedia foto berbasis lingkungan sekolah.

Manfaat Penelitian

 

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis.

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan acuan serta kajian penelitian selanjutnya yaitu sebagai alternatif dalam usaha perbaikan mutu pendidikan dan meningkatkan interaksi belajar

mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis Paragraf Argumentasi dengan memperhatikan ejaan, singkatan, kohesi maupun tanda baca yang digunakan. Selain itu, dapat mengembangkan teori pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui media foto berbasis lingkungan sekolah.

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa, sekolah, dan bagi peneliti.

  • Bagi guru, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan informasi tambahan bagi guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam memilih teknik dan media pembelajaran yang sesuai dan efektif serta efisien dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat memotivasi guru untuk berpikir kritis dan kreatif serta dapat meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.
  • Manfaat bagi siswa, adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis Paragraf Argumentasi. Selain itu, manfaat lainnya dapat mengembangkan siswa untuk aktif, berpikir kritis dan kreatif.
  • Manfaat bagi sekolah, yaitu melakukan perbaikan kondisi panduan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dan pertimbangan lain dalam membuat teknik keputusan pembelajaran yang akan diterapkan bagi perbaikan masa yang akan datang serta memperbaiki dan memperluas sarana prasarana atau fasilitas yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran.
  • BAB II

     

     

    KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

     

     

    Kajian Pustaka

     

     

    Penelitian tindakan kelas mengenai keterampilan menulis telah banyak dilakukan. Penelitian tentang keterampilan menulis dipandang penting dan menarik untuk di teliti. Sebagian besar penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Bukti bahwa penelitian mengenai keterampilan menulis itu penting dan menarik untuk di teliti adalah dengan banyaknya penelitian tentang keterampilan menulis. Penelitian yang dilakukan penulis merupakan tindak lanjut dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan tolok ukur dan relevan dengan penelitian mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi adalahBroskoske (2007), Cheng (2008), Kurniawan (2008), Ikamei(2009), Novita (2011),

    Rahmawati (2012), dan Purnomo (2012).

    Landasan Teoretis

     

    Landasan teoretis dalam penelitian ini akan membahas tentang keterampilan menulis paragraf argumentasi, teknik pembelajaran think-talk-write dan media foto berbasis lingkungan sekolah. Ulasan mengenai teori-teori tersebut adalah sebagai berikut.

    Keterampilan Menulis

     

    Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi bagi manusia. Tanpa bahasa pada hakikatnya kita tidak dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Segala macam pengertian, ide, konsep, pikiran, dan perasaan kitalahirkan dengan bahasa. ketidakmampuan berbahasa berarti seseorang tidak mampu menyatakan pikiran dan perasaan pada orang lain. Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang sangat dibutuhkan pada masa sekarang.

    Keterampilan menulis tidak dimiliki dengan sendirinya dan memerlukan waktu yang lama untuk memperolehnya. Dengan menulis sekarang dapat mengekspresikan ide-

    ide dan gagasan melalui bahasa tulis. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang itu dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut (Tarigan 1983:21). Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna- makna. Tetapi tidak menggambarkan

    kesatuan bahasa.

    Tujuan Menulis

     

    Seorang penulis harus dapat mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akan di kerjakannya. Dengan menentukan tujuan penulisan, akan diketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan. Perumusan ini sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal ini merupakan titik tolak dan titik dasar dalam seluruh kegiatan menulis tersebut. Diharapkan dengan adanya perumusan ini dapat memudahkan penulis dalam menyusun dan menyampaikan gagasan dan idenya melalui tulisan yang dibuatnya dengan baik agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Rumusan tujuan penulisan juga sebagai gambaran penulis dalam kegiatan menulis selanjutnya. Kita akan tahu bahan-bahan yang diperlukan, macam-macam gagasan yang akan diungkapkan, serta berbagai sudut pandang yang akan dipilih, hal itu semua akan diketahui dari perumusan ini.

    Tujuan menulis juga dapat memberi arahan, menjelaskan sesuatu yang berlangsung disuatu tempat pada suatu waktu, meringkas atau membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat. Tujuan penulisan merupakan penentu yang pokok dari alur suatu penulisan.

    Manfaat Menulis

     

    Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang kompleks yang memerlukan kecermatan tersendiri dari pelakunya. Ketika seseorang menuangkan ide, gagasan serta pendapat perlu memperhatikan hal-hal yang terdapat dalam tulisannya. Seorang penulis juga perlu memperhatikan pembuatan yang ada, bentuk tulisannya, keinginan pembaca, dan tulisannya. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab kurang mempunyai keterampilan untuk menyerap, mencari serta menguasai 

    informasi yang berhubungan dengan topik tulisan sehingga dengan wawasan itu pembaca merasa puas.

    Dalam Akhadiah dkk.(1996: 1-2), keuntungan dari menulis adalah 1) dapat lebih mengenal kemampuan dan potensi diri, 2) mengembangkan berbagai gagasan,

    3) lebih banyak, menyerap, mencari, serta lebih banyak menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis, 4) menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri sendiri, 5) dapat menilai serta meninjau sebuah gagasan secara objektif, 6) lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat, dalan konteks yang lebih konkrit, 7) menulis mengenai suatu topik dapat mendorong belajar secara aktif, 8) kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berfikir secara berbahasa secara tertib.

    Fungsi Menulis

    Pada prinsipnya menulis adalah bentuk komunikasi secara langsung, Tarigan (1986:22) menyebutkan beberapa fungsi menulis bagi pelajar antara lain:

    1) menulis memudahkan para pelajar untuk berpikir secara kritis, 2) menulis memudahkan untuk merasakan dan menikmati hubungan-hubungan kehidupan dalam masyarakat, 3) menulis memperdalam daya tangkap atau persepsi, 4) menulis dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

    Paragraf Argumentasi

     

    Indriati (2001:26) mengemukakan bahwa:

    Istilah argumen berasal dari kata istilah argumenberasal dari bahasa latin 'arguere' yang bermakna menunjukkan, membuat jelas, dan membuktikan. Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, buktibukti yang kuat dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan kita.

    Berikut adalah beberapa definisi argumentasi menurut para ahli. Menurut Alwasilah (2007:116) argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidak-benaran dari sebuah pernyataan. Selanjutnya menurut Keraf (2010:3) bahwa argumentasi adalah suatu retorika yang berusaha mempengaruhi sikap dan 

    pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Menurut Kosasih (2003:50) pengertian argumen bermakna 'alasan'. Argumentasi berarti "pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan". Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap, atau keyakinan.

    Ciri -- Ciri Paragraf Argumentasi

     

    Indriati(2001:28) mengatakan bahwa ciri-ciri paragraf argumentasi, antara lain, (1) berisi argumen-argumen sebagai upaya pembuktian suatu pendapat atau sikap, (2) bertujuan meyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang dikemukakan penulis, (3) Menggunakan logika atau penalaran sebagai landasan berpikir, (4) bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi, (5) bersikap mendesakan pendapat atau sikap kepada pembaca, (6) merupakan bentuk retorika yang sering digunakan dalam tulisan-tulisan ilmiah (7) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya, (8) alasan, data, atau fakta yang mendukung (9) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.

    Komponen Paragraf Argumentasi

     

    Keraf (2010, 104-107) mengemukakan argumen atas tiga komponen.

    Adapun ketiga komponen tersebut yaitu sebagai berikut ini.

    • Pendahuluan
  • Pendahuluan bertujuan untuk menarik minat pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen-argumen yang disampaikan, serta menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut.


    • Tubuh Argumen
  • Seluruh proses penyusunan argumen terletak pada kemahiran dan keahlian penulisnya. Selama mengerjakan argumentasi, pengarang harus terus-menerus menempatkan dirinya di pihak pembaca.

    • Kesimpulan dan ringkasan
  • Dengan tidak mempersoalkan topik mana yang dikemukakan dalam argumentasi, pengarang harus menjaga agar konklusi yang disimpulkannya tetap memelihara tujuan dan menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai dan mengapa

    konklusi-konklusi itu diterima sebagai sesuatu yang logis

    Syarat Paragraf Argumentasi

     

    Menurut Rosidi (2009:29) sebuah paragraf dikatakan baik apabila sudah memenuhi syarat-syarat sebuah paragraf. Maka, dalam menyusun sebuah paragraf argumentasi perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut.

    • harus mengetahui benar pokok persoalan yang akan diargumentasikan berikut argumen-argumennya.
    • harus berusaha mengemukakan permasalahan dengan sejelasjelasnyasehingga mudah dipahami pembaca.
    • menggunakan kata-kata denotatif dan disusun dalam kalimat efektif sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
    • argumentasi harus mengandung unsur kebenaran untuk mencapai logis dan benar.
    • evidensi, baik berupa bukti, contoh, alasan-alasan harus dikemukakan berdasarkan logika atau penalaran budi akal sehingga tersusun sebuah karangan argumentasi yang logis dan sistematis.
  • Langkah-langkah Menulis Paragraf Argumentasi

     

    Langkah-langkah dalam menulis karangan argumentasi, menurut kosasih (2003:27) langkah yang pertama yaitu menentukan topik/tema. Memilih topik atau 

    tema yang bersifat aktual dan terkini. Selanjutnya, menetapkan tujuan. Dalam tahap ini, penulis diminta untuk menentukan tujuan dari penulisan paragraf. Langkah ketiga yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber. Sumber diperoleh dari berbagai media misalnya media elektronik atau cetak. Langkah keempat yaitu menyusun kerangka paragraf menjadi paragraf argumentasi.

    • Teknik Think -- Talk - Write
  •  

    TeknikThink-Talk-Write diperkenalkanoleh Huinker dan Laughin (dalam Ansari, 2003:36). Teknikini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur Think-Talk-Writedimulai dari keterlibatansiswa dalamberpikiratauberdialogdengandirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektifjika dilakukan dalam kelompok heterogen antara 3-5 orang siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama teman, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

    Alur Pembelajaran Menulis dengan menggunakan Teknik TTW

     

    Alurpembelajaranmenulis karanganargumentasidengan menggunakan teknik TTW dapat terlihat pada bagan berikut ini.

    Alur pembelajaran dengan teknik TTW 

      
      
      
     Sumber: Huinker dan Laughin (dalam Ansari, 2003:36)

    Bagan 1. Alur Pembelajaran dengan teknik TTW

     

    Langkah pertama Teknik pembelajaran Think -- Talk - Write adalah mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok. Guru membagikan foto berbasis lingkungan sekolah pada tiap-tiap kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan menemukan inti dari masalah yang terdapat dalam foto. Guru memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk merumuskan hasil pengamatan mereka sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya. Pada kegiatan ini, tahap thinksedang berlangsung.

    Tiap-tiap kelompok diminta untuk berdiskusi secara internal untuk menyelaraskan sudut pandang dan pendapat kelompoknya.Perwakilan tiap kelompok diminta untuk menyampaikan argumentasi sesuai pandangan yang dikembangkan kelompoknya. Perwakilan kelompok meminta tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok lain perihal isu yang sama. Pada kegiatan ini, tahap talk sedang berlangsung. Guru memberikan evaluasi sehingga siswa dapat mencari 

    jawaban sebagai titik temu dari argumentasi-argumentasi yang telah mereka munculkan.

    Media Pembelajaran

     

    Soeparno (1987:1), media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) kepada penerimanya (receiver).

    Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 1996:3).

    Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah

     

    Daryanto (2010:107-108) menjelaskan bahwa dewasa ini gambar foto

    secara luas bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari surat-surat kabar, majalah-majalah, brosur-brosur dan buku-buku. Foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, pada setiap jenjang pendidikan dan berbagai disiplin ilmu.

    Gambar foto itu pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat meningkatkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, dan penulisan, serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat isi materi bacaan dari buku teks.

    Gambar foto berbasis lingkungan sekolah adalah gambar peristiwa yang sering dialami siswa di lingkungan sekolah agar siswa dapat memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

    Kerangka Berpikir

     

    Menulis paragraf argumentasi merupakan salah satu subkompetensi yang ada dalam kurikulum SMA/MA. untuk keterampilan menulis pada siswa kelas XI. Kriteria pencapaian hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah mampu mengemukakan pendapat yang selanjutnya akan dituliskan dalam paragraf argumentasi dengan bahasa yang efektif. 

    Hipotesis Tindakan

     

    Berdasarkan uraian di atas, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah terjadi peningkatan pada keterampilan menulis paragraf argumentasi serta ada perubahan perilaku pada siswa kelas XI SMA Negri 1 Poco Ranaka setelah dilakukan pembelajaran melalui Teknikthink -- talk - write dan penggunaan foto berbasis lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran 

    BAB III

     

     

    METODE PENELITIAN

     

     

    Desain Penelitian

     

    Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas atau PTK yang terdiri atas dua siklus. Setiap siklus, terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi. Keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan pada kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan tindakan kelas yang mencakup beberapa siklus. Jika tindakan pada siklus I nilai rata-ratanya belum mencapai target yang ditentukan, maka akan dilakukan siklus II.

    Berikut ini adalah bagan siklus yang ditempuh peneliti:

    Bagan 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

     Kondidi awal

    - tindak lanjut
    - perencanaan
    - tindakan
    - refleksi
    - revisi perencanaan
    - observasi
    - Siklus 1
    - Siklus 2

  • Bagan tersebut dipaparkan dua siklus penelitian yaitu siklus I dan siklus II. Kegiatan siklus I dan siklus II meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum tindakan siklus I dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi.

    Prosedur Penelitian Siklus I

     

    Prosedur penelitian siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

    Perencanaan

     

    Dalam perencanaan ini peneliti berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. khususnya dalam merancang rencana pembelajaran. Selain itu, peneliti juga bekerjasama dalam menentukan dan memilih alokasi waktu yang akan digunakan dalam penelitian tersebut Masalah yang dimaksud yakni masih rendahnya kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi karena teknik pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran. Solusinya, guru mencoba mengatasinya dengan menerapkan teknik think -- talk- write dengan pemanfaatan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah. Kegiatan yang dilakukan yakni dengan mempersiapkan rencana pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menyusun satuan pelajaran; (2) menyusun rencana pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan teknik think -- talk - write; (3) 

    membuat dan menyiapkan instrumen penelitian yang meliputi, lembar observasi, lembar wawancara, lembar catatan harian siswa, lembar catatan harian guru, dan dokumentasi yang berupa foto untuk mengetahui proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi melalui teknik think -- talk - write dengan pemanfaatan foto sebagai medianya;

    Tindakan

     

    Tahap ini dilakukan dengan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Materi pembelajaran adalah menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan teknik think -- talk -- write. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

    Observasi

     

    Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan dengan mengambil data dari mengamati dan mencatat kegiatan siswa selama penelitian berlangsung dan respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan teknik think -- talk -- write. Agar hasil pengamatan bisa objektif dalam pelaksanaannya, guru minta bantuan kepada rekan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk ikut mengadakan pengamatan. Pengamat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai dalam pengamatan adalah perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran seperti keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, dan tanggapan siswa terhadap pendekatan dan model pembelajaran.

    a siklus berikutnya

    Refleksi

     

    Setelah tahap tindakan dan penguatan selesai dilakukan, guru melakukan analisis terhadap hasil tes dan nontes. Selanjutnya, mengacu pada hasil analisis itu guru melakukan refleksi. Hasil refleksi yang didapat akan digunakan sebagai masukan dalam menetapkan langkah berikutnya pada siklus II. Apabila terdapat kekurangan dalam siklus I maka hasil tersebut akan digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus II, apabila terdapat kemajuan maka akan dipertahankan atau ditingkatkan pada siklus II. 

    Prosedur Penelitian Siklus II

     

    Pada siklus II, langkah-langkah yang dilakukan hampir sama seperti siklus

    I. Siklus II hanya menyempurnakan atau memperbaiki kekurangan pada siklus I.

    Perencanaan

     

    Pada tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan memperbaiki hasil refleksi siklus I. Perencanaan yang dilakukan pada siklus II meliputi: 1) membuat perbaikan rencana pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui teknik think -- talk -- write dengan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah, 2) menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar catatan harian guru, lembar catatan harian siswa, dan pedoman wawancara yang lebih sistematis untuk memperoleh data nontes pada siklus II, dan 3) menyusun rencana pembelajaran menulis menulis paragraf argumentasi melalui teknik think -- talk- write dengan Media

    Foto Berbasis Lingkungan Sekolah.

    Tindakan

     

    Kegiatan tindakan dilakukan pada siklus II meliputi perbaikan yang berdasarkan atas tindakan yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini, peneliti melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk memperbaiki hasil refleksi siklus I. Materi pembelajaran adalah menulis paragraf argumentasi melalui teknik think -- talk -- write dengan menggunakan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah.

    Observasi

     

    Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang berisi catatan penting mengenai perilaku siswa saat proses pembelajaran. Agar hasil pengamatan bisa objektif, dalam pelaksanaannya peneliti meminta bantuan kepada rekan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk ikut mengadakan pengamatan. Pengamat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir pembelajaran. 

    Aspek-aspek yang diamati pada siklus II ini adalah 1) perubahan perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui teknik think -- talk -- write dengan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah menjadi lebih baik atau justru berkurang, 2) kesungguhan siswa memperhatikan penjelasan guru, serta pada saat menulis paragraf argumentasimengalami perubahan kearah lebih baik atau tidak, dan 3) Suasana kelas yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan jurnal kepada siswauntuk memperoleh tanggapan, serta pesan dan kesan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga melakukan wawancara kepada siswa yang dilakukan di luar jam pelajaran terutama pada siswa yang mendapatkan nilai tinggi, nilai cukup, dan nilai rendah. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui sikap positif maupun sikap negatif siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui teknik think -- talk -- Write dengan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah.

    Refleksi

     

    Pada siklus II, refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan

    Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah dengan menerapkan teknik think -- talk -- writedalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi.

    Subjek Penelitian

     

    Subjek dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. Penentuan subjek penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

    Variabel Penelitian

     

    Penelitian tindakan kelas ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel keterampilan menulis paragraf argumentasi, variabel Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah, dan variabel teknik think -- talk -- write.

    Variabel Keterampilan Menulis Paragraf argumentasi

     

    Keterampilan menulis paragraf argumentasi adalah keterampilan menulis pendapat disertai alasan dan menunjukkan fakta-fakta untuk membuktikan suatu

    kebenaran, sehingga pembaca yakin dan terpengaruh oleh penulis. Keterampilan menulis paragraf argumentasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah menulis paragraf argumentasi berdasarkan media Foto berbasis Lingkungan Sekolah.

    Variabel Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah

     

    Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolahmerupakan salah satu media yang cocok digunakan dalam pembelajaran menulis bahasa. Media Foto diharapkan dapat membantu siswa untuk merangsang daya pikir dan kreativitas siswa untuk lebih mengekspresikan apa yang ada dipikirannya dan menuangkannya dalam paragraf argumentasi serta membantu siswa untuk meningkatkan pengetahuan yang telah dimilikinya dalam menulis paragraf argumentasi.

    • Variabel Teknik Think -- Talk -- Write
  •  

    Teknik Think -- Talk - Writeadalah cara khusus yang dipilih guru untuk mengeksplorasi gagasan dan argumen yang dimiliki oleh siswa agar siswa menjadi terlatih menuangkan gagasannya dan berargumen.

    Instrumen Penelitian

     

    Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tes dan nontes. Dengan menggunakan tes, peneliti dapat mengetahui kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa. Sedangkan bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar catatan harian siswa, catatan harian guru, lembar wawancara, dan dokumentasi foto yang digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa.

    Instrumen Tes

     

    Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis paragraf argumentasi melalui Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah. Siswa diminta oleh guru untuk menulis paragraf argumentasi berdasarkan kriteria yang ada dengan mempertimbangkan aspek-aspek menulis paragraf argumentasi. Untuk 

    mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi, diperlukan adanya penilaian. Ada lima aspek pokok yang dijadikan kriteria penilaian, yaitu

    (1) kesesuaian judul mencerminkan isi paragraf dan bertema lingkungan; (2) mengemukakan pokok persoalan; (3) terdapat data yang empiris sebagai evidensi untuk memperkuat argumen; (4) Terdapat pendahuluan, tubuh argumen, dan simpulan pada paragraf argumentasi; dan (5)menggunakan kata-kata denotatif dan kalimat efektif.

    Instrumen Nontes

     

    Instrumen nontes digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa, kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran dan potret kegiatan belajar mengajar. Bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini adalah 1) lembar observasi, 2) catatan harian guru, 3) catatan harian siswa, 4) pedoman wawancara, dan 5) dokumentasi foto. Masing-masing diuraikan di bawah ini.

    Pedoman Observasi

     

    Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan untuk siswa. Lembar ini digunakan untuk memperoleh data tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II.

    .

    Teknik Pengumpulan Data

     

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi setelah melalui proses pembelajaran melalui teknik think -- talk -- writedengan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah.

    Teknik Tes

     

    Teknik tes dilakukan melalui Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah dengan teknik think -- talk -- write dalam menulisparagraf argumentasi. Tes ini dilakukan sebanyak  dua kali, yaitu  pada siklus Idan siklus II. Teknik tes ini 

    digunakan guna mengetahui data keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi melalui teknik think -- talk -- write dengan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah. Jika terjadi peningkatan berarti pembelajaran melalui Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah dengan teknik think -- talk -- write yang digunakan telah berhasil.Hasil tes yang didapat digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan baik dalam program satuan pembelajaran maupun dalam rencana pembelajaran.

    Teknik Nontes

     

    Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto pada siklus I dan silkus II. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya saat proses pembelajaran berlangsung di kelas.

    Observasi

     

    Pada penelitian tindakan kelas ini, guru menggunakan teknik observasi untuk mengamati keadaan kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan siklus I dan siklus II ini, peneliti dibantu guru pengampu mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

    Wawancara

     

    Metode    wawancara     dilakukan     setelah     berlangsungnya     proses

    pembelajaran siklus I dan siklus II, yaitu saat istirahat atau di luar jam pelajaran dengan mencatat hasil jawaban siswa. Tahap ini bertujuan agar peneliti mengetahui respon siswa dan kesulitan yang dialami oleh siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung secara objektif.

    Kegiatan wawancara ini dilakukan dengan sasaran beberapa siswa yang mendapatkan nilai tinggi, nilai sedang, dan siswa yang mendapatkan nilai rendah dalam menulis paragraf argumentasi. 

    Jurnal

     

    Jurnal siswa ini dibuat setiap akhir pembelajaran dengan menyiapkan beberapa pertanyaan yang selanjutnya dijawab oleh siswa. Jurnal tersebut harus diisi oleh siswa pada selembar kertas setelah semua proses pembelajaran selesai, baik pada siklus I ataupun siklus Ii dan dikumpulkan pada saat itu juga. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pesan dan kesan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Tahap ini juga merupakan refleksi diri siswa atas semua hal yang siswa rasakan selama proses pembelajaran.

    Dokumentasi Foto

     

    Dokumentasi foto dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran pada siklus I dan dan siklus II. Dokumentasi ini menghasilkan data yang autentik dari aktivitas siswa dalam pembelajaran yang berlangsung pada siklus I dan siklus II yang terekam dalam foto. Dokumentasi foto ini juga dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Selain itu, pengambilan foto juga dilakukan saat kegiatan wawancara. Kegiatan ini dilakukan dengan dibantu oleh satu orang rekan untuk memotret.

    Teknik Analisis Data

     

    Teknik analisis data yang ditempuh peneliti pada proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah melaluui teknik think -- talk -- write dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

    Analisis Kuantitatif

     

    Analisis data kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes secara tertulis. Hasil tes yang diperoleh selanjutnya dihitung secara presentase dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    • Menghitung nilai komulatif pada masing-masing aspek;
    • Merekap nilai yang diperoleh siswa;
    • Menghitung nilai rata-rata siswa; 

      • Menghitung persentase nilai.
    • Analisis penilaian nilai dilakukan berdasarkan perhitungan dengan rumus:
       

      Keterangan:

      NP       : nilai presentasi (dalam persen). NK   : nilai komulatif.

      R          : jumlah responden.

      Analisis Kualitatif

       

      Teknik ini dilakukan untuk menganalisis data nontes yang diperoleh dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang dianalisis yaitu, data observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Responden dalam hal ini siswa, memberikan jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti. 

      BAB IV

       

      HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

       

       

       

       

      • Hasil Penelitian
    •  

      Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari hasil nontes dan tes selama penelitian berlangsung. Hasil penelitian ini terdiri atas kondisi awal yang diperoleh dari tes prasiklus, hasil penelitian siklus I, dan hasil penelitian siklus II. Hasil tes prasiklus berupa keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa sebelum tindakan penelitian dilakukan. Hasil tes siklus I dan siklus II adalah hasil nontes yang berasal dari observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto yang digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa sedangkan hasil tes berasal dari keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan teknikthink-talk-write melalui media foto berbasis lingkungan sekolah.

      Hasil penelitian peningkatan kemampuan menulis paragraf argumentasi dengan teknikthink-talk-write melalui media foto berbasis lingkungan sekolah dapat dipaparkan sebagai berikut.

      • Hasil Tes Prasiklus
    •  

      Kondisi awal merupakan kondisi sebelum siswa diberi tindakan dengan teknikthink-talk- writemelalui media foto berbasis lingkungan sekolah. Rata-rata nilai siswa dalam menulis paragraf argumentasi dan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung dapat diktaui kondisi awal.

      Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai ratarata keterampilan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. sebelum diberi tindakan adalah 58, 94.Hal itu menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas tersebut termasuk dalam kategori sangat kurang dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru, yaitu 75.

      • Hasil Penelitian Siklus I
    •  

      Penelitian siklus I merupakan tindakan penggunaanteknikthink-talk-write dengan media foto untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Hasil pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan teknikthink-talk- write dengan media foto berbasis lingkungan sekolahpada siklus I meliputi hasil tes dan nontes sebagai berikut ini.

      • Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan TeknikThink-Talk- Writedan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah. 
      • Pemerolehan hasil tes siklus I ini adalah kegiatan setelah melakukan proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menerapkan teknikthink-talkwrite dan media foto berbasis lingkungan sekolah. Kriteria penilaian tes menulis paragraf argumentasi meliputi lima aspek, yaitu: (1) kesesuaian judul mencerminkan isi paragraf dan bertema lingkungan; (2) mengemukakan pokok persoalan; (3) terdapat data yang empiris sebagai evidensi untuk memperkuat argumen; (4) Terdapat pendahuluan, tubuh argumen, dan simpulan pada paragraf argumentasi; dan (5) menggunakan kata-kata denotatif dan kalimat efektif.

        Tabel 5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Siklus I

                       

        No.

        Kategori

        Rentang skor

        F

        Jumlah skor

        %

        Rata-rata skor

        1. 2.

        Sangat baik

        90-100

        1

        90

        2,63 %

        3.

        4.

        Baik Kurang

        75-89

        60-74

        15

        16

        1174

        1058

        39,47%

        42,11%

         

        Sangat kurang

        0-59

        6

        275

        15,79%

         

        = 68,34

        (kategori

        Jumlah

        38

        2597

        100 %

        kurang)

         

        Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui skor rata-rata keterampilan menulis paragraf argumentasi siklus I sebesar 68,34 termasuk kategori kurang.Sebanyak 38 siswa atau dari keseluruhan jumlah siswa, hanya 1 siswa yang memperoleh nilai dalam kategori sangat baik. Sebanyak 15 siswa atau 39,47 % yang memperoleh skor dalam rentang 75-89 dengan kategori baik. Sebanyak 16 siswa atau 42,11 % dari keseluruhan jumlah siswa memperoleh skor dalam rentang 60-74 dengan kategori kurang. Kemudian sebanyak 6 siswa atau 15,79 % yang memperoleh skor dalam rentang 0-59 dengan kategori sangat kurang.

        Tabel 6 Hasil Keterampilan Tiap Aspek Menulis Paragraf Argumentasi Siklus I

         

        No

        Aspek

        5

        4

        3

        2

        %

        Kategori

        1.

        Kesesuaian judul mencerminkan isi paragraf bertema lingkungan

        29

        3

        1

        5

        89,47

        Baik

        2.

        Mengemukakan pokok persoalan

        19

        11

        3

        5

        83,15

        Baik

        3.

        Terdapat data yang empiris sebagai evidensi untuk memperkuat argumen

        1

        10

        27

        46,84

        Sangat Kurang

        4.

        Terdapat pendahuluan, tubuh argumen, dan simpulan pada paragraf argumentasi

        9

        20

        2

        7

        76,31

        Baik

        5.

        Menggunakan                 kata-kata denotatif dan kalimat efektif

        3

        13

        9

        13

        63,15

        Kurang

  •  

    • Aspek Kesesuaian Judul
  •  

    Penilaian aspek kesesuaian judul dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 8 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kesesuaian Judul

     

    No.

    Kategori

    Skor

    Skor

    maks.

    F

    Jumlah

    skor

    %

    Rata-rata skor

    1.

    Sangat baik

    5

    5

    29

    145

    76,32 %

    (170:38)*100/5

    2.

    Baik

    4

    4

    3

    12

    7,89 %

    3.

    Kurang

    3

    3

    1

    3

    2,63 %

    89,47

    (kategori baik )

    4.

    Sangat

    Kurang

    2

    2

    5

    10

    13,16 %

    Jumlah

    38

    170

    100 %

     

    Data tabel 8 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek kesesuaian judul yang dicapai siswa sebesar 89,47 yang termasuk dalam kategori baik. Sebanyak 29 siswa atau 76,32 % memperoleh skor 5 dalam kategori sangat baik. Sebanyak 3 siswa dengan persentase7,89 % memperoleh skor 4 dengan kategori baik. Sebanyak 1 siswaatau 2,63% memperoleh skor 3 dengan kategori kurang. Sisanya, yaitu sebanyak 5 siswa atau 13,16 % memperoleh skor 2 dengan kategori sangat kurang. Jadi, hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kesesuaian judul siklus I ini, jumlah siswa terbanyak terdapat pada skor dengan kategori sangat baik, yaitu sebanyak 29 siswa atau sebesar 76,31 %.

    • Aspek Mengemukakan Pokok Persoalan
  •  

    Penilaian aspek mengemukakan pokok persoalan dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 9 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Mengemukakan Pokok Persoalan

    No.

    Kategori

    Skor

    Skor maks.

    F

    Jumlah skor

    %

    Rata-rata skor

    1.

    Sangat

    5

    20

    19

    380

    50%

    (632:38)*100/20 83,15

    (kategori baik)

    baik

    2.

    Baik

    4

    16

    11

    176

    28.95 %

    3.

    Kurang

    3

    12

    3

    36

    7.89 %

    4.

    Sangat

    2

    8

    5

    40

    13.16%

    Kurang

    Jumlah

    38

    632

    100 %

     

     

    Data pada tabel 9 di atas menunjukkan nilai rata-rata skor dalam aspek mengemukakan pokok persoalanyang dicapai siswa sebesar 83,15 yang termasuk dalam kategori baik. Sebanyak 19 siswa atau 50 % memperoleh skor 20 dalam kategori sangat baik. Sebanyak 11 siswa atau 28,95% memperoleh skor 16dengan kategori baik. Sebanyak 3 siswa atau 7,89% memperoleh 

    skor 12 dengan kategori kurang. Dan sebanyak 5 siswa atau 13,16% memperoleh skor 8 dengan kategori sangat kurang. Jadi, hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek mengemukakan pokok persoalan siklus I ini, jumlah siswa terbanyak terdapatpada skor dengan kategori sangat baik, yaitu sebanyak 19 siswa atau sebesar 50 %.

    • Aspek terdapat data yang empiris untuk memperkuat argumen
  •  

    Penilaian aspek terdapat data yang empiris untuk memperkuat argumen dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 10 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek terdapat data yang empiris untuk memperkuat argumen

    No.

    Kategori

    Skor

    Skor

    maks.

    F

    Jumlah

    skor

    %

    Rata-rata skor

    1.

    Sangat

    baik

    5

    25

    1

    25

    2,63 %

     

    (445:38)*100/25

     

     

    46,84

    (kategori sangat kurang)

    2.

    Baik

    4

    20

    0%

    3.

    Kurang

    3

    15

    10

    150

    26,31%

    4.

    Sangat

    Kurang

    2

    10

    27

    270

    71,06%

    Jumlah

    38

    445

    100 %

     

     

    • Aspek pendahuluan, tubuh argumen, dan simpulan
  •  

    Penilaian aspek pendahuluan, tubuh argumen, dan simpulandapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 11 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek pendahuluan, tubuh argumen, dan simpulan

    No.

    Kategori

    Skor

    Skor

    maks.

    F

    Jumlah

    skor

    %

    Rata-rata skor

    1.

    Sangat baik

    5

    30

    9

    270

    23,68%

    (870:38)*100/30

    2.

    Baik

    4

    24

    20

    480

    52,63%

    3.

    Kurang

    3

    18

    2

    36

    5,27%

    76,31

    (kategori baik)

    4.

    Sangat

    Kurang

    2

    12

    7

    84

    18,42%

    Jumlah

    38

    870

    100 %

     

     

    Data tabel 11 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek pendahuluan, tubuh argumen, dan simpulan yang dicapai siswa sebesar 76,31 yang termasuk dalam kategori baik. Sebanyak 9 siswa atau 23,68% memperoleh skor 30 dalam kategori sangat baik. Sebanyak 20 

    siswa atau 52,63% memperoleh skor 24 dengan kategori baik. Sebanyak 2 siswa atau 5,27% memperoleh skor 18 dengan kategori kurang. Dan 7siswa atau 18,42 % memperoleh skor 12 dengan kategori sangat kurang. Jadi, hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek pendahuluan, tubuh argumen, simpulan siklus I ini, jumlah siswa terbanyak terdapat pada skor dengan kategori baik, yaitu sebanyak

    20 siswa atau sebesar 52,63%.

    • Aspek Penggunaan Kata Denotatif dan Kalimat Efektif
  •  

    Penilaian aspek penggunaan kata denotatif dan kalimat efektif dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 12 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Penggunaan Kata Denotatif dan Kalimat Efektif

    No.

    Kategori

    Skor

    Skor

    maks.

    F

    Jumlah

    skor

    %

    Rata-rata skor

    1.

    Sangat

    baik

    5

    20

    3

    60

    7,89%

     

    (480:38)*100/20

     

     

    63,15 (kategori kurang)

    2.

    Baik

    4

    16

    13

    208

    34,21%

    3.

    Kurang

    3

    12

    9

    108

    23,69%

    4.

    Sangat

    Kurang

    2

    8

    13

    104

    34,21%

    Jumlah

    38

    480

    100 %

     

    Data pada tabel 12 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek penggunaan kata denotatif dan kalimat efektifyang dicapai siswa sebesar 63,15 yang termasuk dalam kategori kurang. Sebanyak 3 siswa atau 7,89% memperoleh skor 20 dalam kategori sangat baik. Sebanyak 13 siswa atau 34,21% mendapatkan skor 16 dengan kategori baik. Sebanyak 9 siswa atau 23,69% memperoleh skor 12 dengan kategori kurang. Sebanyak 13 siswaatau 34,21% memperoleh skor dalam kategori sangat kurang. Jadi, hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek penggunaan kata denotatif dan kalimat efektif siklus I ini, jumlah siswa terbanyak terdapat pada skor dengan kategori baik dan sangat kurang, yaitu sebanyak 13 siswa atau sebesar

    34,21%.

    • Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan TeknikThink-Talk-Write dengan Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah
  • Siklus I ini menggunakan data nontes yang diperoleh dari hasil observasi, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi. 


    • Observasi
  •  

    Observasi digunakan untuk mengamati keadaan, respons, sikap, dan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan teknikthink- talk-write dengan media foto berbasis lingkungan sekolah. Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi berlangsung.

    Adapun kriteria amatan yang terdiri atas tujuh aspek, yaitu: think (1) siswa merespons dan memperhatikan penjelasan dari guru, (2) siswa mengidentifikasi bagian-bagian paragraf argumentasi, (3) siswa mendaftar pokok-pokok persoalan dalam foto, (4) siswa berdiskusi tentang hasil pengamatan dan pokok persoalan yang ditemukan,talk(5) Siswa aktif dalam bertanya jawab dalam menyampaikan hasil diskusi secara pleno, write (6) siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan menulis paragraf argumentasi, (7) siswa secara aktif menukarkan hasil pekerjaan dengan teman.

    Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada tabel 13berikut.

    Tabel 13Hasil Observasi Siklus I

     

    No

    Aspek Observasi

    Frekuensi

    Presentase

    1

    Siswa      merespons     dan      memperhatikan penjelasan dari guru.

    27

    71,05%

    2

    Siswa mengidentifikasi          bagian-bagian paragraf argumentasi.

    18

    47,37%

    3

    Siswa secara mandiri mendaftar pokokpokok persoalan dalam foto

    19

    50%

    4

    Siswa berdiskusi tentang hasil pengamatan dan pokok persoalan yang ditemukan

    23

    60,53%

    5

    Siswa aktif dalam bertanya jawab dalam menyampaikan hasil diskusi secara pleno

    10

    26,32%

    6

    Siswa   berpartisipasi   aktif   dalam    kegiatan menulis paragraf argumentasi

    28

    73,68%

    7

    Siswa     secara     aktif     menukarkan      hasil

     

    pekerjaan dengan teman.

    24

    63,16%

     

     

    Berdasarkan hasil pengamatan siklus I terdapat beberapa perilaku yang terdiskripsikan melalui observasi. Selama pembelajaran menulis paragraf argumentasi, tidak semua siswa dapat mengikuti dengan baik. Hal ini dapat dimaklumi, karena pola pembelajaran yang diterapkan merupakan hal baru bagi siswa sehingga perlu proses untuk menyesuaikannya.

    Jurnal Siswa Siklus I

     

    Jurnal siswa merupakan lembar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa setelah pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan media foto berbasis lingkungan sekolah. Tujuan diadakannya jurnal siswa adalah untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Jurnal siswa berisi enam pertanyaan yaitu(1) bagaimanakah kesan anda terhadap materi pembelajaran menulis paragraf argumentasi yang disampaikan guru pada pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui teknik think-talk-write dengan media foto berbasis lingkungan sekolah, (2) bagaimanakah pendapat anda tentang kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui media foto berbasis lingkungan sekolah dengan teknikthink-talk-write,(3) Mampukah Anda menerima penjelasan dari guru, (4) Apa kesulitan yang anda alami selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui media foto berbasis lingkungan sekolah dengan teknik thinktalk-write ini,(5)apakah Anda tertarik dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui teknik think-talk-write dengan media foto berbasis lingkungan sekolah, (6) Manfaat apa yang anda dapatkan setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui teknik think-talk-writedengan media foto berbasis lingkungan sekolah.

    • Jurnal Guru Siklus I
  •  

    Berdasarkan pengamatan guru, secara umum kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan teknikthink-talk-write dengan media foto berbasis lingkungan sekolahsudah cukup baik. Hal ini terlihat dari minat serta antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi.

    • Wawancara Siklus I
  •  

    Data yang diperoleh setelah dilakukan wawancara terhadap siswa untuk pertanyaan apakah siswa tertarik dan senang terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan teknikthink-talk-writedengan media foto berbasis lingkungan sekolah, Siswa menjawab tertarik dan senang mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan teknikthink-talk-writedengan media foto berbasis lingkungan sekolahkarena siswa menjadi lebih mudah dan terbantu dalam menulis paragraf argumentasi yang akan mereka buat. 4

    4.1.2.2.5 Refleksi Siklus I

     

    Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi siklus I sebesar 68,34 berada dalam kategori kurang. Namun nilai rata-rata tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, yaitu

    75. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. Mereka belum menguasai materi tentang paragraf, sehingga peneliti berusaha untuk menjelaskan satu per satu jenis paragraf sebelum memberikan materi paragraf argumentasi. Selain itu, aspek ejaan dan tanda baca belum begitu 

    dikuasai, seperti penggunaan tanda baca, pilihan kata, dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena siswa kurang berlatih menulis, terutama dalam menulis paragraf argumentasi.

    • Hasil Penelitian Siklus II
  •  

    Pembelajaran menulis paragraf argumentasi pada siklus II dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran siklus I.Hasil pada siklus I, masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Selain itu,pada siklus I keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa berada pada kategori kurang dan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu sebesar 75. Oleh karena itu, tindakan siklus II dilakukan untuk mengubah perilaku siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan menulis paragraf argumentasi.

    • Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan TeknikThink- Talk-Write melalui Media Foto Berbasis Lingkungan Sekolah.
  • Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi siklus II ini merupakan pemerolehan data setelah diberlakukannya tindakan pembelajaran dengan teknikthink-talk-write melalui foto berbasis lingkungan sekolah. Kriteria penilaian pada siklus II masih tetap sama seperti pada tes siklus I yang meliputi lima aspek penilaian,yaitu: (1) kesesuaian judul mencerminkan isi paragraf dan bertema lingkungan; (2) mengemukakan pokok persoalan; (3) terdapat data yang empiris sebagai evidensi untuk memperkuat argumen; (4) Terdapat pendahuluan, tubuh argumen, dan simpulan pada paragraf argumentasi; dan (5) menggunakan kata-kata denotatif dan kalimat efektif.Hasil tes menulis paragraf argumentasi dengan teknikthink-talk-write melalui media foto berbasis lingkungan sekolah dapat dilihat pada tabel 14berikut.

    Tabel 14 Hasil Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Siklus II

     

    No.

    Kategori

    Rentang

    skor

    F

    Jumlah

    skor

    %

    Rata-rata

    skor

    1. 2.

    Sangat baik

    90-100

    6

    545

    15,79%

     

     

    = 83,61

    (kategori baik)

    3.

    Baik

    75-89

    32

    2632

    84,21%

    4.

    Kurang

    60-74

    -

    0%

    Sangat

    0-59

    -

    0%

    kurang

    Jumlah

    38

    3177

    100 %

     

     

    Berdasarkan tabel 14 di atas dapat diketahui skor rata-rata keterampilan menulis paragraf argumentasi siklus II sebesar 83,61 termasuk kategori baik.Sebanyak 38 siswa atau dari keseluruhan jumlah siswa, 6 siswa atau 15,79 % yang memperoleh nilai dalam kategori sangat baik. Sebanyak 32 siswa atau 84,21 % yang memperoleh skor dalam rentang 75-89 dengan kategori baik. Sedangkan tidak ada satupun siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang dan sangat kurang. 

    BAB V PENUTUP

     

     

    • Simpulan
  •  

    Simpulan dari hasil penelitian tentang keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan teknikthink-talk-writemelalui media foto berbasis lingkungan sekolah pada siswa XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. terdapat peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasipada siswa kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA. setelah diadakan penelitian keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan teknikthink-talk-write melalui media foto berbasis lingkungan sekolah. Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi diketahui dari tes siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 58,95 dan termasuk dalam kategori sangat kurang, sedangkan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 68,34dan termasuk dalam kategori kurang. Dengan demikian, ada peningkatan sebesar 9,39. Pada siklus II, nilai rata-rata yang dicapai adalah sebesar 83,61 dan termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, terjadi peningkatan dari siklus I yaitu sebesar 15,27dan 24,66 dari hasil prasiklus.

    Saran

     

    Atas dasar simpulan dari penelitian di atas, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut.

    • Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia hendaknya menggunakan teknikthink-talk-write sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Teknikthink- talkwritemembuat suasana kelas menjadi lebih hidup karena memotivasi siswa untuk berbicara dan berpendapat saat pembelajaran serta memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini dikarenakan, dengan teknikthink-talk-write siswa aktif berbicara dan berpendapat dari berbagai perspektif di dalam kelas.
    • Bagi siswa, peneliti menyarankan siswa lebih konsentrasi dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan guru agar siswa 
    • mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan. Untuk pembelajaran menulis paragraf argumentasi, siswa disarankan untuk berlatih secara terus menerus dan tidak malu untuk bertanya karena hal tersebut bermanfaat untuk masa depan siswa.
      • Para peneliti yang menekuni bidang penelitian bahasa dan sastra Indonesia kiranya dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model, metode, atau teknik yang lebih variatif dan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
  •  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun