Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau kamu sudah minum, baru aku mau diajak bicara", katanya mengancam.

Kuterima gelas itu lalu kuminum habis seketika, memang benar Restu, aku ternyata haus berat. Kusodorkan gelas minta dituangkan air lagi sambil kutatap wajahnya. Dia tersenyum dan menuangkannya lagi. Kuminum lagi tapi hanya separuh saja kali kedua ini.

"Tahu nggak kamu kalau kayak gini ini aku seperti mengulang masa lalu ?" tanya restu sambil menutup kembali botol mineral itu.

"Maksudnya ?" tanyaku membalas tanyanya.

"Tapi yang kutuang bukan sebotol plastik air putih, melainkan sebotol bir", lanjutnya sambil tersenyum.

Aku melongo menatapnya takpercaya, rasa sesal kembali menyeruak, bahkan terasa makin menyakitkan.

"Mmm...ma'af...", kataku lirih.

"Ma'af ma'af terus kamu dari tadi ah !" tepisnya.

Tak kusangka wajahnya lalu semakin ceria, senyumnya semakin mengembang dan menatapku serius. Aku campur aduk lagi antara takjub dengan senyum Restu yang selalu kurindu itu dan penyesalan, ditambah lagi penasaran. Dan restu menangkap sorot tatapan campur adukku itu dengan senyumnya yang manis berhias deretan giginya yang bersih dan rapih.

"Bisa bayangin kan seandainya botol air minum ini adalah botol bir ? Kayak apa kawan-kawanku dulu waktu SMA. Lebih parah ! Makanya aku dari tadi bilang nggak papa, kamunya aja yang nggak percaya. Jadinya terlalu baper kamu..."

"Bukan gitu..., eh iya bener..., eh gimana sih ?" jawabku kebingungan sambil garuk-garuk kepala. Setengahnya bukan garuk-garuk, tapi menjambak rambutku sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun