Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya bukan aku ngingetin, kamunya tuh yang lupa diri...", kataku di sela-sela tawanya.

Mbak asistennya bu kantin mendekat, lalu meletakkan semua pesananku di meja. Novi mengajukan pesanan lagi, favoritnya pisang coklat, lalu mengucapkan terima kasih. Lanjut kami membahas kemungkinan-kemungkinan di acara diksar nanti yang harus diantisipasi sambil menikmati hidangan yang telah tersuguhkan.

Ada plan memang yang tak kuceritakan kepada siapapun rekan-rekan senior panitia Diksar, bahkan tak juga ke Irin. Sebuah plan yang membuatku bergairah selama seharian di kampus, mungkin sampai sepanjang sesi 1 acara Diksar nanti. Apalagi kalau bukan rencana buat mengajak Restu. Kemarin kusampaikan ajakanku, dan dia menerima dengan senang.

Yang kemudian menjadi masalah kemudian ada dua, pertama adalah bagaimana mencapai pos 4 nanti dengan motor. Untuk itu aku sudah survei medan dan menemukan jalan tembus, hanya belum kucoba betul-betul dengan naik motor. Yang ke dua adalah bagaimana caranya dari pos 4 menuju kamp perkemahan yang meski menyeberangi sungai dan mendaki bukit terjal. Apa Restu nanti mau menjalani, sedang dia sama sekali bukan peminat petualang ? Untuk yang itu aku masih belum belum nemu jawaban, dan otakku masih saja berputar mencari solusi. Mirip seperti processorkomputer yang tengah menjalankan tiga perintah sekaligus dalam waktu bersamaan.

Sunset di Medan Anarki

Matahari semakin condong ke barat, warnanya yang kuning keputihan mulai agak kemerahan. Angin di ngarai tak begitu kencang berhembus, hanya sesekali menerbangkan dedaunan kering taksampai setinggi betis. Suara air mengalir berpadu dengan gesekan dedaunan pohon membentuk alunan musik alam yang harmonis. Kicau burung cendet dan raja udang sesekali menyela seolah bunyi flute atau saxophone di tengah irama latar orkes biola. Benar-benar suasana yang mencandui anak-anak Pe-A hingga dibela-belain bolos kuliah bahkan bolos ujian.

Jalanan terjal menurun terpaksa kulalui dengan hati-hati sekali, hanya itu jalan satu-satunya yang bisa dilewati motor untuk sampai di dasar ngarai. Bukan perkara yang sulit andai aku sendirian, tapi menjadi soal berhubung di belakangku ada seorang gadis yang aku tak rela bila terluka, sedikitpun ! Maka begitu sukses kucapai dasar ngarai, segera kumatikan mesin motor lalu menoleh ke belakang.

"Kamu nggak papa kan ?" tanyaku kepada Restu dengan tatapan cemas. Hanya menggeleng dia sambil tersenyum.

Kulirik tangannya yang masih tampak berpegangan kencang pada behel belakang jok motor, tanda belum lepas dia sebenarnya dari ketegangan. Aku tersenyum, Restu buru-buru melepas pegangannya, menepis rasa tegang yang dialaminya.

"Ma'af ya...", kataku lirih penuh penyesalan. Aku terlalu memaksakan rencana ini untuk seorang gadis yang sama sekali taktertarik pada adventuring. Ya, aku tak beri keterangan apapun saat mengajak Restu untuk ikut.

"Nggak papa kok", katanya ngeles sambil turun dari boncengan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun