Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai restu, tersenyumlah. Lihatlah diriku yang tak sedikitpun ada luka membekas.

Telah kupintakan pula ampunan Sang Hyang atas kisah yang pernah kita lalui bersama dalam keterbatasan pengetahuan tentang batas-batas murka-Nya. Di atas sajadah panjang tadi telah kupintakan pula perjumpaan, walau hanya dalam dimensi batin, sebab dimensi ruang dan waktu telah lama menghilang dari hadapan kita. Jalanilah takdirmu bersama mereka yang kau sayangi, dan biarkan kujalani takdirku sebagaimana si Lucky Luke yang menembak lebih cepat dari bayangannya sendiri itu. Akan kulanjutkan pengembaraan dalam kekosongan hati ini hingga ada yang kembali mengisi, setelah hanya dirimu seorang tuk yang terakhir kali.

Banyuwangi, 25 Oktober 2010

Epilog

Ibu masih terlelap saat kuambil air untuk membasuh wajah, tangan dan kakiku. Suara puji-pujian di masjid yang khas itu selalu mengingatkanku pada bulan-bulan Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya. Tak terasa, sudah delapan tahun kulewati bulan suci di tempat kelahiranku sendiri, di Pati, kota seribu paranormal versi Ahmad Dhani. Sebelumnya, bulan suci ini kuperingati di berbagai tempat yang masih di seputaran kawasan Pulau Jawa, hingga terbentur kondisi yang mengharuskanku pulang dan menghentikan petualangan. Tak pernah kusangka kalau akhirnya pulang kembali ke rumah, bahkan sejujurnya tak pernah kuharapkan.

Lega rasanya setelah akhirnya bisa menuntaskan cerpen ini meskipun molor dari jadwal. Harapanku sih sebelum puasa sudah terselesaikan biar bisa beribadah dengan tenang. Apa boleh buat jika mood menulis mendadak "mbolos" selama berhari-hari. TS sampaikan terimakasih kepada agan-aganwati yang setia mengikuti penulisan karya sederhana yang jauh dari sempurna ini hingga bisa naik HT. Dan ijinlah TS lalui sebulan ke depan dalam tenang.

Quote:

Special Thanks to :

Sang Pengasih dan Penyayang yang berkenan meminjamkan waktu dan kesehatan bagi TS hingga terselesaikannya cerpen yang boleh dibilang sebagai "pengakuan dosa tertulis" ini.

Kaskus atas wahana penyaluran hobby menulis.

Suami Restu, atas ijinnya. Peace bro, hidup tak lebih dari sekedar permainan dan senda-gurau belaka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun