Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rupanya lelaki fans Restu ini bukan wajah baru lagi buatku, sering aku melihatnya saat berpapasan di jalanan kampus. Namanyapun sudah kukenal, dialah yang kukhawatirkan saat dulu menyepakati ide Restu yang dia namakan "puasa asmara" itu. Mahasiswa yang sekampus dengan Restu tapi beda jurusan ini pula yang kutitipkan ke Edi agar diawasi.

"Eri kan ?!" sapaku sambil menunjuk dadanya.

"Eh, iya...", jawabnya terkejut, kami belum pernah berkenalan sebelumnya.

Kuulurkan jabat tanganku dan langsung disambutnya dengan sopan. Posisi kami kini sejajar di luar ruangan. Sekali-kalinya bertemu, kesan yang kutangkap dia ini lumayan sopan. Senyum dan gerak setengah membungkukkan badannya bahkan sudah seperti orang Jawa, padahal kabarnya dia asli dari Sumatra bagian utara, beda sekali dengan gaya-gaya Yuna ataupun Ano.

"Kenapa nggak masuk aja dari tadi Er...?" tanyaku berbasa-basi akhirnya, batal beraksyen tegas.

"Hehe...", jawabannya hanya tawa ringan yang sopan.

"Silahkan masuk !" kataku mempersilahkan, lalu kualihkan pandangan ke arah Restu yang masih duduk di dalam.

Bangkit berdiri Restu akhirnya melihatku melotot padanya, tapi tampak canggung. Kualihkan lagi pandanganku ke arah jam dinding bermaksud memberi kode ke Restu. Tanggap dia, ditolehkan kepalanya dan ikutan melihat jam dinding.

"Kamu selesaikan aja dulu urusannya...", kata Eri.

"Hahaha..., kalau kamu bilang urusan, aku cuman minjem ini lho !" jelasku.

"Sudah ?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun