Mohon tunggu...
Anggita Zahra_XMIPA5
Anggita Zahra_XMIPA5 Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Pelajar SMA jones yang mencari kebahagiaan lewat ruang imaginasi. Hidup tanpa halusinasi bagai malam tanpa bintang, dapat dijalani namun samasekali tidak berkesan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

G30SPKI dalam Satu Cerpen

7 Januari 2024   16:03 Diperbarui: 7 Januari 2024   16:06 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

'Yani terbunuh begitu saja didepan mataku, berkali-kali' ucapku dalam hati. 

"Kau melupakan satu orang lagi, Abdul Haris Nasution," jelasnya. 

"Tunggu sebentar Abdul Haris.. maksudmu Haris?" tanyaku. 

Ia mengangguk dan berkata, "Ingatlah, jangan buang-buang waktumu untuk mengubah takdir tuhan yang kekal."

(28 -- 30 September 1965, kediaman Abdul Haris Nasution)

Mendadak saja aku sudah terbangun di depan halaman rumah seseorang, tapi yang pasti rumah ini bukan lagi rumah kediaman Yani yang terus-menerus kukunjungi sebelumnya. Aku tertegun dan terdiam untuk waktu yang lama. 

"Hei, apa yang kamu lakukan disini?" ku dengar suara Haris dari balik badanku. 

"Eh, kamu kan Andra! ke mana saja kamu?" tanya Haris padaku begitu melihat wajahku. 

"Iya, anu..," aku bingung hendak menjawab apa. 

"Ya sudah, ayo masuk dulu!" serunya. 

Aku pun menerima tawarannya itu. Setelah masuk ke dalam rumah. Haris segera meminta istrinya untuk segera menyiapkan dua cangkir teh untuk kami berdua. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun