Mohon tunggu...
Anggita Zahra_XMIPA5
Anggita Zahra_XMIPA5 Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Pelajar SMA jones yang mencari kebahagiaan lewat ruang imaginasi. Hidup tanpa halusinasi bagai malam tanpa bintang, dapat dijalani namun samasekali tidak berkesan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

G30SPKI dalam Satu Cerpen

7 Januari 2024   16:03 Diperbarui: 7 Januari 2024   16:06 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya sudah, saya pamit dulu ya," ucapku dan segera keluar dari rumah itu.

Aku segera pergi menuju tempat yang dirasa sepi lalu melakukan ritual yang sama. Namun kali ini ku niatkan untuk pergi ke tanggal 30 September pada pukul 03.07 pagi di rumah Yani. Hingga akhirnya aku pun sampai di halaman rumah Yani. Ku lihat sekelilingku, semuanya benar-benar gelap gulita. Ku segera memperhatikan keadaan rumah Yani. 

Namun rupanya ia tak menambahkan jumlah penjaga rumahnya. Sial ia tak mengindahkan peringatanku. Ku mengintip dari balik jendela, para PKI sudah memasuki rumah itu dan membunuh Ahmad Yani tepat di depan ruang kamarnya. Aku terdiam, perasaan takut dan merinding bergabung menjadi satu. Aku gagal menyelamatkan Yani. Tanpa pikir panjang lagi aku segera memulai ritual yang sama, untuk kembali ke tanggal 29 September. 

'Aku harus menyelamatkan kawanku,' ucapku gigih.

Setelah sampai di waktu yang kutuju aku segera mengetuk pintu seperti sebelumnya. Setelahnya semua berjalan seperti biasanya. Yani berkata jika wajahku tidak terlihat semakin tua dan sebagainya. 

"Yani!, esok hari akan ada PKI, kamu harus berjaga jaga!" tegasku dengan gamblang. 

"Kamu ini tidak perlu cemas, lagi pula saya pernah diperingatkan akan ada pasukan tertentu di tanggal 20 September tapi itu tidak terjadi, toh," balasnya.

Sial.., ia ini sangat keras kepala. 

"Jika memang begitu, besok pukul tiga pagi kamu harus ikut dengan saya!" seruku. 

"Ha? Kenapa pagi-pagi sekali? Hendak ke mana kamu?" tanyanya. 

"Saya akan membawamu ke tempat dimana saya menghilang selama ini," ujarku membual. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun