Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yono: Rekaman Kesalahan Seorang Presiden

6 Oktober 2024   08:37 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:37 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/fbcanada 

"Tapi," sambung Wahyudi, "kita juga harus merespon laporan Andi dengan menunjukkan bahwa kita punya solusi untuk masalah-masalah yang dia soroti. Misalnya, kita bisa mengumumkan reformasi penegakan hukum atau perombakan di tubuh lembaga peradilan untuk mengatasi masalah korupsi."

Yono menatap ke arah layar lagi, merenung sejenak. "Ini bukan sekadar tentang membenahi citra. Kita benar-benar berada di titik di mana kita harus berubah. Saya tidak akan membiarkan masa depan pemerintahan ini tergelincir hanya karena kita terlalu sibuk membela diri." Suaranya kini lebih tenang, tapi tegas.

Di luar ruangan rapat, situasi semakin panas. Wartawan-wartawan mulai berkumpul di depan Istana Negara, menunggu pernyataan resmi dari pemerintah. Media sosial penuh dengan tagar yang menuntut transparansi dan akuntabilitas. Bahkan di kalangan pendukung setia Presiden Yono, mulai muncul keraguan. Apakah benar pemerintahan yang mereka dukung telah melakukan kesalahan sebesar itu?

Sementara itu, di dalam sebuah studio berita, Andi sedang bersiap untuk diwawancarai secara langsung oleh stasiun televisi terbesar di negeri itu. Penampilannya yang tenang dan lugas selama presentasi telah membuatnya semakin populer di kalangan masyarakat yang haus akan kejujuran dan keberanian. Di belakang layar, tim produser sibuk menyiapkan segala sesuatunya, memastikan wawancara ini berjalan lancar.

"Andi, bagaimana menurutmu respon dari pihak istana sejauh ini?" tanya seorang reporter saat mereka menunggu siaran dimulai.

Andi tersenyum kecil. "Mereka pasti sedang mencari cara untuk meredam ini. Tapi rakyat sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kita hanya menyoroti fakta yang sudah ada di depan mata mereka."

Wawancara itu berjalan dengan intens. Andi tidak hanya menjawab pertanyaan dengan tenang, tetapi juga memperkuat argumen-argumen yang telah ia sampaikan dalam laporan. Ia menekankan bahwa ini bukan soal menyerang pribadi Yono sebagai presiden, melainkan mempertanyakan kebijakan-kebijakan yang berdampak luas pada masa depan bangsa. Saat wawancara selesai, Andi tahu bahwa angin perubahan mulai bertiup kencang.

Kembali ke Istana, Yono berdiri di jendela kantornya, memandang langit Jakarta yang mulai mendung. Ia tahu bahwa hari-hari ke depan akan menjadi ujian terbesar dalam karier politiknya. Pertanyaan terbesar yang ada di benaknya adalah: Mampukah ia mempertahankan kekuasaannya tanpa menghancurkan kepercayaan yang tersisa dari rakyatnya?

Sementara itu, di balik layar, langkah-langkah perlawanan dari Istana mulai diatur dengan hati-hati. Pernyataan-pernyataan pers, kampanye media, dan perubahan kebijakan mulai dirancang. Badai politik ini baru saja dimulai, dan Yono harus menemukan jalan keluar sebelum segalanya jatuh lebih dalam.

Tetapi satu hal yang jelas---kepercayaan publik telah terguncang. Dan untuk memulihkan itu, tidak ada lagi tempat bagi sekadar janji manis atau retorika belaka.

Bab 4: Gelombang Protes

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun