Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yono: Rekaman Kesalahan Seorang Presiden

6 Oktober 2024   08:37 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:37 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/fbcanada 

Dan kini, Yono tahu bahwa waktunya semakin sedikit.

Bab 19: Kiamat Politik

Langit Jakarta terlihat gelap, seolah mencerminkan suasana hati bangsa yang tengah dilanda ketidakpastian. Setelah rangkaian pengungkapan dan serangan balik antara kubu Yono dan Hendra, suasana politik memanas seperti api yang tak terkendali. Demonstrasi semakin meluas, dan media terus memutar berita yang memicu kebingungan dan ketidakpercayaan di kalangan rakyat.

Yono memandangi pemandangan kota dari jendela kantornya. Dalam hatinya, dia tahu bahwa langkah berikutnya akan sangat menentukan. Serangan Hendra sudah mencapai puncaknya---dengan rencana jahat untuk memanipulasi isu keamanan nasional, Yono menghadapi krisis yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Budi dan Rina duduk di seberangnya, wajah mereka tegang.

"Kita harus memperkuat barisan keamanan," kata Budi. "Jika mereka berhasil memprovokasi konflik yang lebih besar, kita akan kehilangan kendali."

"Betul," jawab Rina. "Mereka sudah memulai kampanye ketakutan di media, menggambarkan bahwa pemerintah tidak lagi mampu menjaga stabilitas. Kita harus segera membantahnya."

Yono mengangguk, tetapi di matanya ada kelelahan yang tak bisa ia sembunyikan. "Aku tahu mereka akan mencoba menjatuhkan kita, tetapi aku tidak menyangka bahwa mereka akan menyeret rakyat ke dalam kekacauan seperti ini."

Di tengah percakapan mereka, seorang ajudan datang masuk. "Pak Presiden, laporan intelijen baru saja masuk. Ada tanda-tanda bahwa provokasi akan meningkat malam ini di beberapa titik di Jakarta. Mereka memanfaatkan demonstrasi untuk memicu kerusuhan."

Wajah Yono berubah serius. "Kita harus menghindari pertumpahan darah. Rakyat tidak boleh menjadi korban permainan politik kotor ini."

Di sisi lain kota, Hendra dan timnya menyusun langkah terakhir dalam skenario mereka. Malam ini, mereka berencana memicu kekacauan besar di tengah demonstrasi, menciptakan situasi yang akan memaksa Yono mengambil tindakan represif. Tujuan mereka sederhana: menciptakan citra bahwa pemerintahan Yono tidak lagi mampu menjaga ketertiban, sehingga legitimasi pemerintahannya akan semakin goyah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun