Dan kini, Yono tahu bahwa waktunya semakin sedikit.
Bab 19: Kiamat Politik
Langit Jakarta terlihat gelap, seolah mencerminkan suasana hati bangsa yang tengah dilanda ketidakpastian. Setelah rangkaian pengungkapan dan serangan balik antara kubu Yono dan Hendra, suasana politik memanas seperti api yang tak terkendali. Demonstrasi semakin meluas, dan media terus memutar berita yang memicu kebingungan dan ketidakpercayaan di kalangan rakyat.
Yono memandangi pemandangan kota dari jendela kantornya. Dalam hatinya, dia tahu bahwa langkah berikutnya akan sangat menentukan. Serangan Hendra sudah mencapai puncaknya---dengan rencana jahat untuk memanipulasi isu keamanan nasional, Yono menghadapi krisis yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Budi dan Rina duduk di seberangnya, wajah mereka tegang.
"Kita harus memperkuat barisan keamanan," kata Budi. "Jika mereka berhasil memprovokasi konflik yang lebih besar, kita akan kehilangan kendali."
"Betul," jawab Rina. "Mereka sudah memulai kampanye ketakutan di media, menggambarkan bahwa pemerintah tidak lagi mampu menjaga stabilitas. Kita harus segera membantahnya."
Yono mengangguk, tetapi di matanya ada kelelahan yang tak bisa ia sembunyikan. "Aku tahu mereka akan mencoba menjatuhkan kita, tetapi aku tidak menyangka bahwa mereka akan menyeret rakyat ke dalam kekacauan seperti ini."
Di tengah percakapan mereka, seorang ajudan datang masuk. "Pak Presiden, laporan intelijen baru saja masuk. Ada tanda-tanda bahwa provokasi akan meningkat malam ini di beberapa titik di Jakarta. Mereka memanfaatkan demonstrasi untuk memicu kerusuhan."
Wajah Yono berubah serius. "Kita harus menghindari pertumpahan darah. Rakyat tidak boleh menjadi korban permainan politik kotor ini."
Di sisi lain kota, Hendra dan timnya menyusun langkah terakhir dalam skenario mereka. Malam ini, mereka berencana memicu kekacauan besar di tengah demonstrasi, menciptakan situasi yang akan memaksa Yono mengambil tindakan represif. Tujuan mereka sederhana: menciptakan citra bahwa pemerintahan Yono tidak lagi mampu menjaga ketertiban, sehingga legitimasi pemerintahannya akan semakin goyah.