"Lebih dari itu," jawab Rina serius. "Mereka tidak hanya ingin menghentikan reformasi. Mereka juga mulai membicarakan langkah untuk menyingkirkan Yono. Mereka merasa bahwa jika Presiden terus menekan KPK dan melanjutkan reformasi ini, banyak dari mereka yang akan jatuh."
Andi menyandarkan punggungnya di kursi, mencoba mencerna kabar buruk itu. Situasi yang dihadapi Yono semakin rumit. Di satu sisi, rakyat terus menuntut reformasi dan keadilan, sementara di sisi lain, para elit politik dan bisnis mulai melakukan manuver untuk menjaga kepentingan mereka.
"Kita harus bertindak cepat," ujar Andi. "Jika Yono terjepit oleh tekanan ini, seluruh reformasi yang kita dorong akan hancur."
Di sudut lain Jakarta, Damar bersama kelompok aktivisnya sedang berkumpul di sebuah kafe kecil. Meskipun reformasi awal sudah diumumkan, mereka tidak puas. Damar yakin bahwa langkah-langkah Yono hanya sebatas kosmetik politik, dan korupsi masih akan merajalela di bawah permukaan.
"Kita harus terus bergerak," kata Damar kepada rekan-rekannya. "Kalau kita biarkan, mereka akan kembali pada kebiasaan lama. Yono mungkin sudah mengakui kesalahannya, tapi perubahan sejati tidak akan terjadi tanpa tekanan terus-menerus."
"Setuju, Damar. Tapi, bagaimana kita memastikan tekanan itu tetap ada?" tanya salah satu aktivis.
"Kita perlu strategi baru. Demonstrasi saja tidak cukup. Kita harus menggunakan media, memobilisasi kampanye sosial, dan menarik dukungan internasional untuk menyoroti kebobrokan sistem yang masih ada," jawab Damar dengan semangat. "Kita harus membangun gerakan yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun."
Para aktivis di sekitarnya menyetujui ide tersebut. Bagi mereka, ini bukan hanya soal menggulingkan sistem yang korup, tetapi soal membangun Indonesia yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Di ruang kerja Presiden, Yono menerima laporan dari Hanafi mengenai situasi di lapangan. Laporan tersebut memperkuat firasatnya---perlawanan dari dalam pemerintah semakin besar. Beberapa pejabat kunci yang sebelumnya mendukungnya kini mulai berpaling. Bahkan, beberapa anggota partai politik yang dulu setia sekarang diam-diam bersekongkol untuk melawannya.
"Pak, saya khawatir, jika kita tidak segera mengamankan posisi kita, situasinya akan semakin tidak terkendali," kata Hanafi. "Mereka bisa menggunakan skandal atau isu lain untuk menyerang Anda."
Yono menyadari bahwa ia sedang berdiri di persimpangan jalan. Jika ia tetap pada jalur reformasi, ia akan menghadapi perlawanan besar dari dalam, tetapi jika ia menyerah pada tekanan, ia akan kehilangan kepercayaan rakyat yang telah mulai ia bangun kembali.