Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yono: Rekaman Kesalahan Seorang Presiden

6 Oktober 2024   08:37 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:37 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/fbcanada 

"Ini sudah keterlaluan," Yono mengepalkan tangannya. "Kita harus bertindak cepat sebelum semua ini semakin di luar kendali."

Saat malam semakin larut, upaya pemerintah untuk meredakan situasi mulai menunjukkan hasil. Beberapa tokoh masyarakat dan pemimpin agama turun ke jalan untuk menenangkan massa, sementara pasukan keamanan perlahan-lahan berhasil mengendalikan situasi tanpa harus menggunakan kekerasan berlebihan.

Namun, di balik layar, Hendra tidak menyerah begitu saja. Ia terus mencoba menciptakan narasi bahwa Yono telah gagal menjaga stabilitas nasional. "Kita harus menggalang dukungan dari elit politik lain," desaknya kepada timnya. "Kita akan segera bergerak ke langkah berikutnya: mosi tidak percaya."

Namun, saat itu, Hendra menerima kabar mengejutkan. Beberapa rekan yang sebelumnya mendukungnya mulai menarik diri, khawatir dengan situasi yang semakin tidak terkendali. "Kita tidak bisa ikut terlibat lebih jauh," ujar salah satu rekannya melalui telepon. "Ini sudah terlalu berbahaya."

Wajah Hendra berubah pucat. Untuk pertama kalinya, dia merasakan ketidakpastian menghantam dirinya. Kekuatannya mulai goyah, dan langkahnya mungkin akan terhenti.

Di pagi harinya, Yono mendapatkan laporan bahwa situasi di lapangan sudah mulai terkendali. Meski beberapa kerusuhan kecil masih terjadi, keseluruhan situasi jauh dari kehancuran yang direncanakan oleh Hendra.

Yono berdiri di depan timnya dengan napas lega. "Kita berhasil mencegah skenario terburuk," katanya. "Tapi ini belum berakhir. Mereka akan terus mencoba."

Budi, Rina, dan yang lainnya mengangguk. Mereka tahu bahwa pertarungan ini masih jauh dari kata selesai. Hendra mungkin kalah dalam pertempuran ini, tetapi ia belum menyerah. Dan Yono juga belum bisa beristirahat. Pertarungan untuk keadilan dan kebenaran masih berlanjut, dan mereka harus siap untuk menghadapi segala ancaman yang akan datang.

Sementara Hendra merenung sendirian di kantornya, Yono dan timnya mulai mempersiapkan langkah-langkah berikutnya. Babak terakhir dari permainan politik ini semakin dekat, dan mereka tahu bahwa yang terpenting sekarang adalah tetap teguh dalam perjuangan untuk menyelamatkan masa depan bangsa.

Bab 20: Babak Akhir

Pagi itu, Jakarta kembali tenang, tapi suasana di dalam Istana Presiden masih tegang. Setelah malam penuh kerusuhan yang berhasil diredam, Yono tahu bahwa ancaman dari Hendra belum benar-benar berakhir. Di benaknya, rencana besar untuk memperkuat stabilitas pemerintahan dan memulihkan kepercayaan publik terus bergulir. Tapi waktu tidak berpihak pada Yono. Hendra masih memiliki sisa kekuatan yang siap menyerang kapan saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun