Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yono: Rekaman Kesalahan Seorang Presiden

6 Oktober 2024   08:37 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:37 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/fbcanada 

"Ini luar biasa! Momen ini bisa membalikkan arah perdebatan!" serunya, bersemangat.

Andi mengangguk, "Sekarang adalah saat yang tepat untuk memperkuat pernyataan kita. Kita perlu mendokumentasikan reaksi publik dan membantu orang-orang melihat betapa besar pengaruh skandal ini terhadap masa depan mereka."

Di ruang sidang, Rendra berdiri bingung. Ia harus segera melakukan sesuatu untuk memulihkan posisinya. "Saudara-saudara!" teriaknya, berusaha mengembalikan perhatian. "Saya minta maaf jika ada kesalahpahaman. Namun, kita harus fokus pada permasalahan yang lebih besar! Mosi tidak percaya ini bukan tentang saya, tetapi tentang masa depan negara kita!"

Namun, suasana sudah berubah. Banyak anggota dewan mulai memikirkan kembali posisi mereka setelah laporan tersebut muncul. Beberapa dari mereka yang sebelumnya mendukung Rendra kini terpaksa mempertimbangkan lagi sikap mereka.

Ketua Sidang akhirnya berdiri, meminta semua orang tenang. "Kami akan menunda sidang ini untuk memberikan waktu kepada semua anggota dewan untuk mempertimbangkan informasi terbaru ini dan dampaknya terhadap mosi tidak percaya."

Ketegangan dalam ruangan terus menggelora. Yono yang berada di luar ruangan, merasakan bahwa momentum kini berada di pihaknya. Meskipun situasi masih tidak pasti, ia tahu bahwa ia tidak akan menyerah. Jika ada harapan, maka ia akan berjuang untuk masa depan Indonesia.

Pertarungan ini belum berakhir. Dan dengan gelombang baru yang datang, semuanya bisa berubah dalam sekejap.

Bab 13: Kebangkitan Harapan

Ruang sidang kembali sunyi setelah pengumuman penundaan sidang. Suasana di dalam gedung parlemen terasa tegang, seperti awan gelap yang menggantung di atas kepala. Rendra dan pendukungnya merasakan dampak laporan investigasi dari Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia. Meskipun dia berusaha mempertahankan kekuatan, ketidakpastian kini menjadi bayang-bayang yang mengikutinya.

Setelah beberapa jam menunggu, anggota dewan dipanggil kembali ke ruang sidang. Ketua Sidang membuka sesi dengan serius, menatap seluruh peserta dengan tegas. "Kami kembali untuk membahas mosi tidak percaya terhadap Presiden Yono. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, informasi baru yang datang telah mengguncang banyak pandangan."

Di bangku depan, Rendra merasakan ketegangan semakin meningkat. "Apakah kita siap menerima tanggung jawab kita sebagai wakil rakyat?" gumamnya, menatap para koleganya. Sementara itu, Yono duduk di kursi presiden, bersiap untuk memberikan pernyataan.

"Saudara-saudara," Yono memulai, suaranya tegas dan percaya diri. "Laporan terbaru yang Anda terima bukan hanya menyentuh tentang kesalahan, tetapi juga tentang reformasi yang telah kami laksanakan. Kami telah bekerja keras untuk menghadapi masalah-masalah yang ada, termasuk korupsi."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun