Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yono: Rekaman Kesalahan Seorang Presiden

6 Oktober 2024   08:37 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:37 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Siapa yang terlibat?" tanya Yono, suaranya tenang namun dingin.

"Beberapa nama sudah kami ketahui," jawab Hanafi. "Rendra, Menteri Ekonomi, adalah salah satu penggeraknya. Selain itu, ada dukungan dari beberapa tokoh bisnis besar yang merasa kebijakan reformasi ekonomi dan penegakan hukum Bapak terlalu mengancam mereka."

Yono menatap meja kerjanya, menimbang langkah apa yang harus ia ambil. Ia sadar betul bahwa jika mosi tidak percaya itu berhasil, pemerintahannya akan runtuh dalam hitungan hari. Namun, Yono bukan tipe orang yang menyerah tanpa perlawanan.

"Siapkan pertemuan kabinet darurat. Aku ingin semua menteri hadir. Kita harus menghadapi ini sekarang," kata Yono dengan penuh ketegasan.

Sementara itu, di tempat lain di Jakarta, Andi sedang bersiap merilis laporan investigatifnya. Bersama timnya, ia telah mengumpulkan bukti kuat yang mengaitkan beberapa tokoh besar di pemerintahan dengan skandal korupsi besar. Andi tahu bahwa laporan ini bisa menjadi bom waktu yang mengguncang tatanan politik, bahkan mungkin akan mempercepat jatuhnya pemerintahan Yono.

Namun, di saat yang sama, Andi juga merasa bimbang. Meskipun Yono adalah sasaran utama kritik publik dan media, Andi tahu bahwa langkah reformasi yang diambil Yono adalah satu-satunya harapan untuk memulihkan keadilan di negeri ini. Menerbitkan laporan itu sekarang mungkin akan merusak upaya reformasi yang sudah mulai berjalan.

Rina, yang sudah bekerja dengan Andi selama beberapa bulan, menyadari kebimbangan yang ada di benak Andi. "Kamu yakin kita harus merilis ini sekarang?" tanya Rina dengan nada hati-hati. "Yono mungkin bukan presiden yang sempurna, tapi dia satu-satunya yang berani menantang sistem korup ini."

Andi terdiam, memikirkan kata-kata Rina. Ia tahu, jika laporan itu dipublikasikan, rakyat akan melihat lebih dalam tentang skandal-skandal yang terjadi di balik layar. Tapi, di sisi lain, ia juga mengerti bahwa laporan ini bisa melemahkan reformasi yang sedang berjalan.

"Kita perlu menunggu," kata Andi akhirnya. "Biarkan Yono bertarung. Jika dia jatuh karena mosi tidak percaya, kita akan rilis laporan ini untuk menunjukkan siapa yang sebenarnya berkuasa."

Rina mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa keputusan ini adalah pertaruhan besar, dan mereka harus menunggu momen yang tepat.

Di istana, pertemuan kabinet darurat dimulai. Semua menteri hadir, meskipun suasana ruangan terasa tegang. Yono memulai pertemuan itu dengan suara tegas, meski tak dapat disangkal bahwa tekanan besar membayangi dirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun