"Kamu duduk aja Chik disana, biar kakak yang mengantri." Tunjuk Vivi pada bangku didepan rumah makan itu.
Vivi pun mengantri dengan tenang dan tertib, tidak menyerobot sesuai antrian. Saat sedang asik melihat penjual membungkus makanan, tiba-tiba ia di tarik seseorang kesamping.
"Eh..." Kaget Vivi.
"Awas Nak.."
Ibu-ibu itu menarik tangan Vivi ke samping untuk sedikit menghindar. Ternyata bukan hanya ia saya yang menyamping, semua orang yang mengantri tiba-tiba seperti membukakan jalan untuk seseorang. Aku yang penasaran pun mengintip ke luar pintu masuk.
"Orang itu seram sekali." gumamnya.
Pria dengan tinggi hampir 2 meter dengan bahu lebar, ramput panjangnya yang diikat, kumis dan alisnya yang tebal, mata tajam,memakai jaket kulit hitam dan bekas luka di mata serta di bibirnya terlihat sangat menyeramkan. Wajar saja orang-orang menyamping dan membukakan jalan untuknya, dia sangat menakutkan.
"Silahkan mau pesan apa?" Ucap pelayan pada pria itu, walaupun kakinya bergetar hebat tapi pelayan itu berusaha untuk profesional. Bagaimana pun pria jangkung itu adalah pembeli.
"Hmmmm.......Ahhhh......TUhhhhh..." Ucap pria itu dengan suara beratnya.
Sepertinya pria ini bukan berasal dari daerah sekitar sini, begitu pikir Vivi.
"Kayaknya dia turis asing yang hendak membeli rendang juga."