"Kak, awas lupa. Pulangnya kita disuruh beli rendang di rumah makan dekat pertigaan jalan raya itu." Ucap Chika sambil menunjuk ke arah depan. Aku pun mengangguk.
"Iya, nanti pulangnya kita beliin. Nanti di kelas Kakak liat PR kamu yah."
"Pasti PR Matematika kan?"
Vivi menyengir dan menggaruk tekuk ku yang tak gatal, "Hehe, iya. Kamu tau sendiri kan kalo Kakak ini payah banget dalam pelajaran 'Matematika Ilmu Yang Menyenangkan~' "
Chika terkekeh mendengar Vivi melantunkan lagu yang sedang viral beberapa saat lalu.
"Iya, nanti dikelas aku contekin tapi sebagai gantinya malam ini kakak harus mau main dandan-dandanan sama aku."
"Hah? dandan-dandanan?" Ucapnya kaget.
Chika mengangguk, "Aku kan lagi belajar untuk merias diri dan aku butuh orang sebagai objek pembelajarannya."
Mendengar itu membuat Vivi meringis lalu mengangguk pasrah. Hanya demi mendapat contekan PR Matematika, ia rela dengan ikhlas membuat wajah dan rambutnya ini kembali menjadi cemong seperti badut. Vivi sedikit trauma, pasalnya terakhir lagi ia bermain dandan-dandanan dengan Chika, alisnya sampai berminggu-minggu tidak dapat dihapus.
Saat itu, Chika hendak menggambar alis dengan pensil alis namun ternyata dirinya lupa untuk membeli pensil alis tersebut dan dengan pintarnya Chika berinisiatif menggantikannya dengan spidol yang ada di kotak pensilnya. Hal itu membuat Vivi kesal setengah mati, apalagi spidol yang di gunakannya adalah spidol yang permanen. Karena kejadian itu, Vivi harus menjadi Sinchan selama beberapa minggu.
Flashback On