Flasback Off
"Jadi mau gak kak? tenang aja, aku udah beli pensil alisnya kok. Kakak gak perlu khawatir, alis Kakak gak bakal kaya Sinchan lagi kok." Ucapnya, sepertinya Chika tahu apa yang Vivi khawatirkan sedari tadi.
"Iya deh.."
"Yesss!"
Mereka pun tiba di gerbang sekolah dan berjalan menuju ruang kelasnya. Sesampainya di kelas, seperti kesepakatan awal, Chika langsung memberikan PR nya pada Vivi.
Chika dan Vivi bukanlah saudara kandung, Ayahnya Chika dan Mamahnya Vivi menikah beberapa tahun lalu. Entah apa yang merasuki Mamahnya sehingga ia mau menikah dengan pria kejam seperti itu. Kejam? iya kejam, Vivi sama sekali tidak menganggapnya ayah bahkan ia tak sudi untuk memanggil sosok itu dengan kata 'Ayah' . Walaupun ia ayah tiri, dia juga suka menyiksa Vivi jika sedang kesal atau pun ada masalah di luar sana. Tapi Vivi selalu bisa membela dirinya, berbeda dengan Chika. Dia tidak bisa membela dirinya dan selalu menjadi sasaran empuk amukan ayahnya.
Sebelum mendiang ayahnya pergi, setiap hari ruma selau dihiasi tangisan dari Chika yang disiksa. Mamah tak bisa apa-apa karena dia juga jarang berada dirumah karena bekerja. Sementara Vivi, ia selalu mencoba melindungi Chika tapi saat itu ia hanyalah anak kecil apa yang dia perbuat tidak membuat ayahnya berhenti menyiksa Chika.
Tapi itu sudah berlalu, kini ayahnya sudah tiada. Jujur, tak ada rasa sedih sama sekali saat ayah tirinya meninggal. Dalam hati Vivi yang ia rasakan adalah kebahagiaan. Berbeda dengan Chika, ia sempat bersedih. Wajar sih, bagaimana pun ia tetap ayah kandungnya. Mau sejahat apapun beliau, Chika tetap menyayanginya.
Vivi sangat menyayangi Chika, sejak dulu ia selalu ingin mempunyai adik. Dan akhirnya kesampaian, ya walaupun bukan adik kandung. Tetap saja, rasa sayang Vivi ke Chika tidak berubah malah ia menganggap Chika seperti adik kandungnya sendiri. Begitu pun sebaliknya.
Tak terasa bell pulang sekolah sudah berbunyi. Mereka berdua bergegas meninggalkan sekolah karena mereka harus membeli pesanan sang ibu yaitu rendang yang ada di rumah makan dekat pertigaan jalan.
"Panjang banget antriannya kak, mana panas lagi." Ucap Chika yang terlihat sangat letih.