Kedua matanya berbinar saat melihat isi kotak tersebut. Itu adalah liontin dengan permata biru yang terlihat sangat cantik. Chika pun berinisiatif memakaikannya pada Vivi.
"Ini baru permata Aquamarine, kenapa aku milih batu ini karena batu permata biru ini memiliki arti khusus kak. Dan aku merasa arti itu cocok untuk kamu."
"Emang artinya apa?" Tanya Vivi penasaran.
Chika mengusap-usap permata berbentuk Heksagon itu, "Artinya adalah......"
"Keyakinan serta pertemanan yang kuat."
"Aku ngasih ini dengan harapan pertemanan dan keyakinan kita semakin kuat satu sama lain. Aku juga minta sama Kakak, jangan pernah lepasin liontin ini apapun yang terjadi. Karena aku percaya liontin pemberian aku ini akan selalu memberi kamu jalan saat kamu buntu."
Vivi tersenyum lebar, "Aku gak akan lepasin kalung pemberian adikku tersayang. Sekali lagi makasih Chika, aku gak tau lagi apa kata-kata yang lebih tinggi selain kata terima kasih."
Setelah sekian lama akhirnya mereka berdua berdamai, mereka terlihat sangat bahagia menghabiskan waktu bersama. Hingga malam yang kelam pun itu tiba.
***
Sudah berhari-hari Vivi mengurung diri di kamar, TV runyam didepannya kini sedang menayangkan berita pembunuhan seorang anak remaja yang terjadi beberapa hari yang lalu. Sejak kejadian kelam itu ia sama sekali tidak napsu makan. Berat badannya pun turun drastis. Ia tak percaya sang adik meninggalkannya secepat ini, Vivi selalu mengutuk dirinya dan menyalahkan semua kejadian ini pada dirinya sendiri. Andai ia tiba lebih cepat, mungkin saja Chika tidak akan pergi meninggalkannya selamanya.
Flashback On