"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Pak Hasan menyimpan buku paket yang ia bawa di meja guru lalu berdiri ditengah-tengah para murid.
"Baiklah anak-anak, keluarkan buku Matematika kalian. Minggu kemarin materinya sampai apa? bapak lupa." Ucapnya sambil tersenyum.
"Ada PR tidak?"
Semua murid terdiam agar Pak Hasan lupa tentang PR yang kemarin di berikan. Mata para siswa saling bertatapan satu sama lain seolah berkata "Jangan ada yang ingetin."
Tiba-tiba ada salah satu siswa yang mengangkat tangan.
"Ada Pak, PR tentang peluang."
Mendengar itu seketika seisi kelas bersorak-sorak kesal pada salah satu murid ini.
"Yaelah Vi, adik kamu gak asik banget. Cepu." Bisik Amirah.
Vivi hanya tersenyum tipis. Setiap kali memasuki mata pelajaran Pak Hasan, Chika selalu saja bersemangat. Berbeda dengan pelajaran yang lain. Entah Chika seperti itu karena suka dengan pelajarannya atau malah orangnya. Kalau Vivi, ia tidak suka dua-duanya. Cara mengajar Pak Hasan tidak masuk padanya, itu lah mengapa Vivi kurang paham dengan pelajaran Matematika. Berbeda dengan Chika yang terlihat sangat paham.
Sehabis memeriksa soal jawaban PR matematika, Pak Hasan sedikit menyinggung tentang masalah yang sedang Viral.