"Arahin ke sekitar kamu."
Chika mengangguk dan menggantinya menjadi kamera belakang. Karena malam, Vivi jadi kesusahan untuk menemukan tempat Chika sekarang berada. Yang ia lihat adalah pertigaan jalan dan sebuah rumah mewah yang lampunya mati. Chika kembali mengarahkan kamera ke wajahnya.
Setelah berpikir agak lama, sepertinya Vivi tahu itu dimana.
"Oke Chik, kakak kayaknya tau tempat itu. Kamu jangan kemana-mana, diem dibawah lampu jalan. Kakak berangkat seka-"
BROOMMM.........CKIITTTT......
Terdengar suara deru mobil dan suara rem yang sangat kencang. Tiba-tiba Chika menurunkan kameranya.
"JANGANNN!!LEPASINNN!!TOLONNGGGG!!"
Bagai tersambar petir, Vivi yang mendengar teriakan Chika membatu seketika. Hp nya terjatuh ke tanah, sementara itu suara Chika terus saja terdengar.
"BERISIK!!" Bentak seseorang yang kini sedang berdiri di atas HP Chika. Vivi hanya bisa melihat siluet orang itu karena tempatnya gelap.
Orang itu pun mengambil HP Chika lalu mengangkatnya, kini Vivi dapat melihat kepala orang itu. Pakaiannya sebar hitam dan hoodie yang dia pakai menutupi kepala. Vivi masih mematung di depan HPnya menyaksikan itu, lalu orang misterius ini mendekatkan wajahnya pada layar.
Sebelah matanya menatap tajam Vivi, terlihat sangat menyeramkan. Sebelah? iya sebelah, karena ia memakai topeng. Orang itu tertawa terbahak-bahak. Dari belakang tubuh pria itu, Vivi melihat Chika yang sedang dimasukkan paksa ke dalam Mobil.