Tiba-tiba mata Vivi kembali seperti semula dan cahaya api biru yang menyelimutinya mulai memadam. Dengan wajah penuh ketakutan Hasan bangkit berdiri.
"Kamu ngapain disini Vi?"
Vivi menatap Hasan dengan pandangan kosong, " Aku tidak menyangka pelakunya adalah Bapak."
Hasan perlahan-lahan berjalan mundur ke arah meja untuk mengambil tongkat Baseballnya.
"Hehehe, kamu ngomong apa sih Vi? Bapak gak tau apa-apa?"
Vivi semakin berjalan mendekat kearahnya, "Tidak usah mengelak, DASAR BAJINGAN!!"
"Kau yang sudah membunuh adikku! kau lecehkan dia lalu kau bakar dia hidup-hidup!"Â
Mata Vivi kembali berubah menjadi biru, perlahan-lahan tubuhnya mulai di selimuti lagi oleh api biru.
"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan Viona! Kamu salah paham!"
"Dari ratusan juta anak-anak kenapa harus Chika Pak? kenapa?" Air mata Vivi berupa api biru meneter ke lantai dan langsung membuat lantainya gosong.
"Salah Chika apa sampai-sampai bapak tega membunuhnya dengan keji seperti ini? Jawab Pak!"