Mohon tunggu...
Ratu Prameswari
Ratu Prameswari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII

XII MIPA 1

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nelangsa

2 Maret 2022   03:25 Diperbarui: 2 Maret 2022   03:31 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tiba-tiba mata Vivi kembali seperti semula dan cahaya api biru yang menyelimutinya mulai memadam. Dengan wajah penuh ketakutan Hasan bangkit berdiri.

"Kamu ngapain disini Vi?"

Vivi menatap Hasan dengan pandangan kosong, " Aku tidak menyangka pelakunya adalah Bapak."

Hasan perlahan-lahan berjalan mundur ke arah meja untuk mengambil tongkat Baseballnya.

"Hehehe, kamu ngomong apa sih Vi? Bapak gak tau apa-apa?"

Vivi semakin berjalan mendekat kearahnya, "Tidak usah mengelak, DASAR BAJINGAN!!"

"Kau yang sudah membunuh adikku! kau lecehkan dia lalu kau bakar dia hidup-hidup!" 

Mata Vivi kembali berubah menjadi biru, perlahan-lahan tubuhnya mulai di selimuti lagi oleh api biru.

"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan Viona! Kamu salah paham!"

"Dari ratusan juta anak-anak kenapa harus Chika Pak? kenapa?" Air mata Vivi berupa api biru meneter ke lantai dan langsung membuat lantainya gosong.

"Salah Chika apa sampai-sampai bapak tega membunuhnya dengan keji seperti ini? Jawab Pak!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun