“hohoho aku tidak perduli, yang aku butuhkan hanyalah uangnya saja” saat itu aku benar – benar marah ingin sekali menampar wanita itu, lalu aku pergi tiba – tiba dia menarik tanganku. “lepaskan! Apa yang kau lakukan! Jangan menyentuhku wanita jalang!” saat dia mau memukulku aku menahan tangannya duluan dan aku desak dia kedinding “aw! Perlakuanmu begitu kasar”
“siapa yang memulai duluan hah? Wanita picik”
“kau lihat saja Yuri aku akan membuat hidupmu menderita! Terutama Ibumu!” lalu aku mencekik leher wanita itu “ugh” teriak wanita itu “sampai kau melukai ibuku aku juga tidak akan segan – segan membunuhmu walaupun resikonya besar buatku! Ingat itu wanita murahan!” lalu aku meninggalkan wanita itu pergi, entah apa yang terjadi tiba – tiba Sato menghampiriku dan menghentikan langkahku “Yuri” aku menghiraukannya aku menunduk dan terus berjalan, tapi Sato menghalangi jalanku “Yuri, Yuri!” bentakan Sato membuatku diam “apa yang kau lakukan pada wanita itu? itu sangat tidak sopan!” aku pikir dia akan menghiburku ternyata malah membela wanita itu saat itu aku sedih mendengarnya lalu aku menunduk sambil menangis “jawab akau Yuri!” “tapi dia yang salah, dia duluan yang mulai!” “benarkah? aku lihat tidak seperti itu! kaulah yang salah sana minta maaf padanya”
“apa? Apa kau bilang? Minta maaf? Sampai kapanpun aku tidak akan pernah minta maaf padanya!”
“tapi kau itu tidak boleh seperti itu”
“apa kau tahu masalahnya Sato? Kau tahu?”
“ya gadis itu bilang kau datang dan tiba – tiba mencekiknya”
“Sato kau tidak tahu yang sebenarnya, sudah tinggalkan aku sendiri kau urusi saja wanita itu, lagipula kau kan sedang bersama Rini kenapa malah kau kesini, sudah pergilah” sambil menangis aku berlari dan meninggalkan Sato tanpa memandang wajahnya aku kesal apa sih yang dipikirkaannya, dia itu!selalusaja membela orang lain sikapnya juga mulai berubah, kenapa sih diabegitu mengesalkan! Huh! Sampai dirumah kakakku melihatku seperti itu, lalu dia mendekatiku dan menggodaku aku tahu kakak melakukan itu untuk menghiburku aku mulai terasa agak baikan, tak lama dari itu Sato pulang dan melihatku dan akupun melihatnya jadi kami sama – sama seliatan deh hehehe :D. lalu aku masuk kekamar langsung mandi dan mengganti pakaianku tak lama dari itu Sato datang kekamarku ia mengetuk pintu kamarku “Yuri apa kau didalam?” aku hanya diam saja tak menjawabnya “Yuri kalau kau ada didalam aku mau bicara denganmu” aku tetap tidak menjawabnya “Yuri… apa kau marah padaku? Kau marah karena hal apa?” aku berkata pada diriku apa? Dia bilang marah karena hal apa?” Udah tau aku lagi marah malah masih nanya lagi huh! Dia itu menyebalkan!Tak lama Sato pergi dari pintu kamarku didalam kamar aku menangis enggan keluar kamar lalu terdengar suara kakakku “Yuri kau tidak makan? Nanti sakit loh, ayo Yuri makan bersama – sama atau pintunya mau kakak dobrak?” lalu aku keluar dan melihat kakakku, kakakku hanya diam melihatku seperti itu aku dan kakakku pergi menuju ruang makan di meja makan sudah ada Sato dan Ibu, seusai makan kakak mengajakku jalan – jalan.
Kakak mengajakku ke bukit kecil dekat rumahku kakak bertanya kenapa denganku aku hanya menjawab tidak apa – apa, kakak menatapku dan berkata “Yuri, jika kau sedih kau bisa cerita dengan kakakmu ini, apa kau tidak percaya dengan kakak?”
“bukan begitu kak ini hanya saja…”
“kau sedang bertengkar dengan Sato?” aku terdiam tak berkata sedikitpun “hei, jika sedang ada masalah selesaikan jangan seperti ini, ini hanya akan menyakitimu dan kau jadi berjauhan kan dengan Sato, oh ya tadi Sato bilang jika Yuri tidak mau berbicara dengannya selama 2 hari dia mau pindah loh” aku langsung terkejut mendengar perkataan kakak tadi “apa? Gak gak mau, kakak bohongkan?”