“oh bibi, sapertinya bibi juga sedang asik berbincang – bincang dengan teman bibi tadi”
“oh ya? Tadi itu teman bibi, dia melihatmu dia bilang kalau kamu itu cantik dan ramah”
“benarkah? Hehehe jangan seperti itu ah aku kan jadi malu”
“hahaha Yuri sebentar lagi kembang api dinyalakan apa kau mau melihatnya atau mau langsung pulang?”
“tentu aku saja aku akan melihatnya, jarang – jarang aku menyaksikan kembang api disini lagipula aku juga belum pernah melihat kembang api bersama orang tuaku”
Bibi langsung terdiam mendengar perkataanku seperti itu, dia tahu bahwa kondisi keluargaku tidak baik, lalu bibi memegang tanganku dan langsung membawaku ke tempat yang paling dekat melihat kembang api. Kembang api pun diluncurkan kau tahu betapa menakjubkannya kembang api itu, baru kali ini aku melihatnya saat aku menyaksikan kembang api hatiku berdebar – debar senang sekali melihat kembang api seperti ini. Seusai festival kami pun pulang, sepulang dirumah paman aku membereskan baju – bajuku yang tidak sempat aku rapikan saat datang kerumah paman, soalnya paman langsung mengajakku ke festival itu, aku senang festivalnya benar – benar meriah kata pamanku itu baru festival musim dingin masih ada lagi festival – festival yang lainnya. Aku jadi tidak sabar menunggu festival yang lain, tapi sayang di Jepang aku hanya sebentar hanya berlibur selama 1 bulan saja.Lalu pamanku mengajakku untuk jalan pagi, dan aku setuju lagi pula aku ingin merasakan udara akihabara pada pagi hari tapi hal yang paling aku tunggu – tunggu adalah saat melihat bunga sakura yang bermekaran, tapi aku tidak akan sempat juga melihat bunga itu mekar. Andai saja libur sekolahku pada musim semi mungkin aku bisa melihat bunga sakura bermekaran.
Pagi harinya aku bangun jam 5, tapi belum ada seorangpun yang bangun selain aku, jadi aku memutuskan untuk keluar rumah sebentar ternyata diluar sangatlah dingin pantas saja jam segini belum ada seorangpun yang keluar rumah. Ingin membangunkan paman tapi takut mengganggu, mau keluar sendirian tapi takut jadi aku putuskan untuk menunggu paman diteras rumahnya saja. Lagi pula bibi banyak menanam bunga mungkin tidak akan bosan menunggu paman. Tiba – tiba ada seseorang lewat didepan rumah seorang laki – laki sebaya denganku, lalu dia melihat kearahku dan menyapaku dengan senyum yang ramah.
“ohaiyo”
“ah… ohaiyo”
“hm… mau jalan – jalan pagi juga?”
“iya, tapi aku sedang menunggu pamanku, tapi dia lama sekali”