“hm.. iya, iya bacang” melihat dia mengulang nama makanan itu lucu sekali aku tersenyum sambil tertawa kecil. Lalu bel masuk pun berbunyi kami langsung masuk ke kelas seperti biasa kami belajar dengan tekun dan rajin pulang sekolah aku langsung menghampiri Sato “ayo Sato, aku tidak sabar melihat rumahmu”
“kau pasti tidak menyangkanya” yang aku suka dari Sato dia selalu memiliki kejutan yang membuatku sangat penasaran, ternyata rumah Sato adalah rumahku juga “Sato jadi kau tinggal bersamaku?”
“iya”
“lalu orang tuamu?”
“orang tuaku di Jepang”
“mereka mengizinkanmu bersekolah disini?”
“tentu saja kalau tidak di izinkan aku tidak akan bersekolah disini” lalu ibuku mengahmpiri kami “hei sudah jangan ribu – ribut diluar ayo masuk” kami pun masuk aku langsung bertanya kepada ibuku “ibu kenapa ibu tidak memberitahuku?”
“apa perlu? Biasanya kan kamu tidak mau tahu”
“ya tapi ini berbeda bu”
“hahaha”
“ibu jangan hanya tertawa saja, seperti kakak saja!” lalu kakakku ikut nimbrung “apa yang seperti kakak? Cie pangerannya tinggal disini juga”