Mohon tunggu...
13_Fandi Achmad Fahrezi
13_Fandi Achmad Fahrezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai tulisan tulisan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antologi Puisi

4 Juli 2024   22:07 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada awalnya teh sendiri di santap dengan tambahan alkohol untuk menghangatkan tubuh manusia eropa... Seiring berjalanya waktu datang seseorang yang tidak sengaja mencampurkan salju pada tehnya itu. Sehingga jadilah es teh. 

Seakan-akan es teh masih kurang menggoda lidah dengan kesejukanya ditambhakanlah gula sebagai pemikat agar lidah lebih giat berdansa.

Jikalau es teh saja yang terkenal ke seluruh pelosok dunia mengalami beberapa proses sebelum menjadi sosok yang begitu mempesona dihadapan seluruh manusia lantas mengapa kadet-kadet ini enggan melalui hal yang sama? Enggan menambahkan salju jika dirasa kurang menyejukkan... Enggan menambahkan gula ketika dirasa tawar malah terkurung dalam labirin idealisme eksistensi. 

Haduhh.

Titik Temu

Semilir angin dengan gesitnya menyusup diantara bintang-bintang yang bergantung di cakrawala biru itu seolah-olah menyeret diriku untuk melaju ke warung Maju. Disanalah kita bertemu.

Seorang perempuan yang mengenakan Hoodie kuning kenari dengan celana jeans putihnya sedang merogoh saku... Seperti tampak kebingungan untuk membayar seporsi bakso yang telah di pesanya. Wajahnya tampak muram sekali kala itu sehingga aku menganggap sesuatu yang dicarinya tak kunjung ketemu.

"Gpp kak, bareng saya aja" sebuah kalimat yang telah membuka pintu kebahagiaan dan menutup erat cerita masa silam. 

Senyummu yang selalu merekah setiap kita bertemu...Caramu mendengar dan merespon ceritaku dan teguran dikala diriku sedang terjerumus begitu sederhana dan membuatku bahagia.

Nona, tuan tidak sedang merayu melainkan sedang bersyukur kepada Tuhan.

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun